Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 09 September 2025

Pasca Gempa, WHO Butuh Rp132 Miliar untuk Bantu Warga Myanmar

Redaksi - Senin, 31 Maret 2025 13:41 WIB
424 view
Pasca Gempa, WHO Butuh Rp132 Miliar untuk Bantu Warga Myanmar
Lillian SUWANRUMPHA / AFP
Gedung yang masih tahap pembangunan ambruk diguncang gempa di Bangkok, Thailang, Jumat (28/3/2025).
Jakarta (harianSIB.com)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Myanmar membutuhkan dana sebesar US$8 juta atau sekitar Rp132,43 miliar (US$1 = Rp16.554) untuk menyelamatkan warga dan mencegah wabah penyakit dalam 30 hari ke depan setelah dilanda gempa berkekuatan M 7,7.

Baca Juga:

WHO melaporkan bahwa rumah sakit di Myanmar mengalami kewalahan, sementara dampak sebenarnya dari gempa, termasuk jumlah korban jiwa, cedera, dan kerusakan fasilitas kesehatan, masih belum sepenuhnya teridentifikasi.

Baca Juga:

"Anggaran tersebut dialokasikan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah penyebaran penyakit, serta menstabilkan dan memulihkan layanan kesehatan penting," tulis WHO dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh AFP, Minggu (31/3) dan dikutip dari CNNIndonesia.com.

"Tanpa pendanaan segera, nyawa akan hilang dan sistem kesehatan yang rapuh akan goyah."

WHO menegaskan, gempa dahsyat itu membuat Myanmar dalam keadaan darurat tingkat tinggi menyusul begitu banyak jumlah korban, begitu pula cedera trauma menyebabkan risiko infeksi yang tinggi karena terbatasnya kapasitas bedah di negara tersebut.


"WHO telah mengklasifikasikan krisis ini sebagai keadaan darurat Kelas 3 - tingkat aktivasi tertinggi berdasarkan Kerangka Tanggap Daruratnya," kata badan kesehatan PBB dalam permohonan cepat pengumpulan dana.

Di Myanmar, kata WHO, penilaian awal menunjukkan tingginya jumlah korban dan cedera terkait trauma, dengan kebutuhan mendesak untuk perawatan darurat.

Mereka juga menyoroti pasokan listrik dan air yang terganggu memperburuk akses ke layanan kesehatan dan meningkatkan risiko wabah penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan.

"Gempa bumi ini terjadi di tengah konteks kemanusiaan yang sudah mengerikan yang ditandai dengan pengungsian yang meluas, sistem kesehatan yang rapuh, dan wabah penyakit - termasuk kolera," katanya.

"Kebutuhan kesehatan yang mendesak meliputi perawatan trauma dan bedah, persediaan transfusi darah, anestesi, dan obat-obatan penting.

"Pengawasan penyakit harus segera diperkuat untuk mencegah wabah kolera, demam berdarah, dan penyakit menular lainnya."

Badan tersebut mengatakan pengungsian ke tempat penampungan yang penuh sesak, dikombinasikan dengan kerusakan sistem air dan infrastruktur sanitasi, telah meningkatkan risiko wabah penyakit menular secara drastis.


"Cedera terkait trauma - termasuk patah tulang, luka terbuka, dan sindrom remuk - berisiko tinggi terhadap infeksi dan komplikasi karena terbatasnya kapasitas bedah dan pencegahan serta pengendalian infeksi yang tidak memadai."


Gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 skala Richter pertama terjadi di dekat kota Mandalay di Myanmar tengah pada hari Jumat, diikuti beberapa menit kemudian oleh gempa susulan berkekuatan 6,7 skala Richter.

Gempa tersebut telah menewaskan lebih dari 1.700 orang di Myanmar dan sedikitnya 18 orang di negara tetangga Thailand.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru
Ismail Pimpin PKS Deliserdang

Ismail Pimpin PKS Deliserdang

Lubukpakam(harianSIB.com)Ismail ditetapkan menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Deliserdang periode 202