Jumat, 25 April 2025

Bom Mobil Guncang Damaskus, 45 Orang Tewas

* PBB Minta Semua Pihak Utamakan Kepentingan Suriah
- Senin, 01 Februari 2016 13:51 WIB
251 view
Bom Mobil Guncang Damaskus, 45 Orang Tewas
SIB/Rtr Foto
Petugas medis dibantu warga setempat mengakuasi seorang korban akibat ledakan bom di Damaskus, Suriah. Sedikitnya 45 orang dilaporkan tewas akibat serangan bom bunuh diri, Minggu (31/1) tersebut.
Damaskus (SIB)- Tiga ledakan bom mengguncang Kota Damaskus, Suriah. Sedikitnya 45 orang tewas dan 110 orang lainnya luka-luka akibat ledakan di dekat rumah ibadah umat Syiah di distrik Sayeda Zeinab. Dilansir AFP, Minggu (31/1), kantor berita SANA sebelumnya melaporkan 30 orang tewas dalam tiga ledakan tersebut. Ledakan disebabkan oleh bom mobil dan dua orang pelaku bom bunuh diri.

Sebelumnya, pada 12 Desember 2015 lalu, ledakan kembar juga mengguncang distrik Zahra hingga menewaskan sedikitnya 16 orang. Militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang disebut berasal dari bom mobil itu.

ISIS sendiri menguasai sebagian besar Provinsi Homs, termasuk kota kuno Palmyra. Sedangkan Kota Homs sendiri telah dikuasai pemerintah secara penuh sejak gencatan senjata disepakati pada awal bulan ini. Dengan adanya kesepakatan itu, sedikitnya 700 anggota pemberontak dan keluarga mereka akan meninggalkan distrik Al-Waer yang merupakan wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak di Kota Homs.

Sementara itu, Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon, menyerukan semua pihak dalam konflik Suriah untuk menempatkan kepentingan Suriah di atas kepentingan mereka sendiri dalam perundingan damai di Jenewa. "Anak-anak dan kaum perempuan khususnya telah menanggung beban akibat peperangan ini.
Kini saatnya mengakhiri perang sekaligus menyudahi praktek pelanggaran hak asasi manusia lainnya," kata Ban Ki-moon. Sementara itu, kelompok oposisi Suriah utama telah tiba di Jenewa, Swiss, setelah sempat mengancam mundur dari perundingan damai yang disponsori PBB.

Setibanya di Jenewa, juru bicara Komite Negosiasi Tingkat Tinggi (HNC), yang didukung oleh Arab Saudi, Salim Muslet mengatakan mereka ingin pemerintah Suriah membebaskan kaum perempuan dan anak-anak dari penjara. Mereka juga meminta rezim Bashar al Assad menghentikan serangan udara dan mengizinkan bantuan kesehatan dan makanan masuk ke kota-kota yang terkepung. "Kami selalu optimis, tetapi masalahnya adalah kita menghadapi kediktatoran yang ada di Suriah. Sungguh, jika dia bersedia memecahkan masalah ini, kita tidak akan melihat pembantaian di Suriah," katanya kepada wartawan.

Rencananya, kelompok oposisi Suriah utama akan bertemu utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, Minggu (31/01), untuk menyiapkan materi pembicaraan. Sebelumnya, Staffan de Mistura telah bertemu delegasi pemerintah Suriah di kota tersebut.

Pihak oposisi Suriah sejauh ini mengatakan pihaknya tidak akan bernegosiasi langsung dengan perwakilan pemerintah Suriah, sebelum aksi kekerasan di negara itu dihentikan. Perundingan damai di Jenewa yang disponsori oleh PBB dimulai pada Jumat (29/1), ketika utusan khusus PBB bertemu perwakil pemerintahan Presiden Bashar al Assad. Perundingan ini diperkirakan akan berlangsung enam bulan, di mana para delegasi duduk di ruangan terpisah dan para pejabat PBB pindah dari satu ruang ke ruang lainnya.

1.400 Warga Sipil Tewas
Serangan-serangan udara Rusia di Suriah terus menewaskan warga sipil tak bersalah. Bahkan hampir 1.400 warga sipil Suriah dilaporkan tewas sejak Rusia memulai kampanye udaranya hampir empat bulan lalu. Demikian disampaikan kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (30/1). Organisasi tersebut mengumpulkan informasi dari jaringan sumber-sumber di lapangan. Menurut Observatory, serangan-serangan udara Rusia juga telah menewaskan 965 militan ISIS serta 1.233 petempur dari berbagai kelompok pemberontak.

Rusia memulai operasi udaranya pada 30 September 2015 lalu guna mendukung sekutunya, Presiden Suriah Bashar al-Assad. Moskow mengklaim serangan-serangan udaranya dilancarkan untuk menargetkan ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya. Namun kelompok oposisi dan warga Suriah menyatakan, serangan udara Rusia itu telah merenggut nyawa ratusan warga sipil di daerah-daerah sipil yang jauh dari garis depan pertempuran. (BBCIndonesia/Rtr/AFP/dtc/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru