Sibolangit (SIB)
Badan jalan di Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, putus sepanjang 50 meter dan amblas sedalam 20 meter, Sabtu (13/11).
Selain badan jalan yang amblas, satu unit rumah milik warga bernama Kariadi Tarigan juga ikut amblas hingga rata dengan tanah. Namun beruntung, peristiwa tersebut tidak ada menelan korban jiwa.
Kepala Desa Buluh Awar Obet Bukit mengatakan sebelum rumah Kariadi Tarigan amblas, penghuninya sudah mengosongkan rumah tersebut.
"Jalan desa putus 50 meter dan amblas sedalam kurang lebih 20 meter. Rumah Kariadi itu pun amblas, tidak ada korban jiwa karena rumah sudah dikosongkan," katanya, seperti dilansir dari harianSIB.com.
Ia mengatakan rumah dan badan jalan yang amblas itu tidak terjadi secara seketika, namun tanahnya terkikis perlahan-lahan karena adanya mata air dan aliran anak sungai.
"Di bawah badan jalan ada aliran anak sungai Lau Embang Naga yang terletak di Dusun III, sedangkan di bawah rumah Kariadi ada mata air. Jadi, mata air yang dari rumah Kariadi mengalir ke sungai yang ada di bawah badan jalan itu," ujarnya.
Ia mengatakan kejadian tanah terkikis sejak Jumat, 12 November 2021, hingga amblas sekarang ini. Pihaknya sudah lama mengetahui adanya mata air di rumah warganya, namun tidak pernah sama sekali mengalami kejadian seperti ini.
Selain itu, ditambah lagi hujan tiga hari berturut-turut mengguyur desa wisata rohani tersebut. Atas kejadian tersebut, pihaknya membuat tanda portal agar masyarakat tidak mendekati lokasi yang amblas.
Sementara, Muspika Kecamatan Sibolangit bersama BPBD Deliserdang dan Dinas PUPR melakukan survei badan jalan di Desa Buluh Awar, yang telah putus sepanjang 50 meter.
Camat Sibolangit Febri E Gurusinga SSTP MSP memerintahkan Kepala Desa Buluh Awar Obet Bukit melaporkan pemilik lahan di kawasan jalan yang telah putus untuk dijadikan badan jalan yang baru.
"Iya, besok harus sudah ada nama-nama pemilik lahan yang bisa dijadikan badan jalan yang baru, karena badan jalan yang lama ini tidak mungkin lagi diperbaiki. Terlalu tinggi biayanya, lebih bagus sepertinya ganti rugi lahan warga untuk buat jalan baru," katanya.
Ia mengatakan basan jalan dan satu unit rumah warga amblas belum tau apa penyebab pastinya. Memang ada kelihatan sumber mata air di lokasi amblas tersebut. "Kita belum tau dari mana sumber mata airnya. Penyebab amblas belum bisa dipastikan itu, penyebab yang pastinya karena bencana alam," ujarnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat dilarang mendekati areal. Pemerintah desa juga agar memasang pembatas tanah. Terkait rumah warga yang ambalas, ia mengatakan saat ini belum ada bantuan dari pemerintah.
"Nanti kita pikirkan, semoga nanti ada program bedah rumah. Pemilik rumah itu berada di Batam, jadi belum ada ngomong apa-apa," ujarnya.
Ia mengatakan hasil survei di lokasi, material longsor menutupi aliran sungai Lau Peipei atas, sehingga daerah hilir di Desa Rumah Kinangkung, aliran sungainya sudah berlumpur dan air sudah terbendung, sehingga dikhawatirkan terjadi banjir bandang.
Oleh karena itu, warga yang tinggal di pinggiran aliran sungai Desa Rumah Kinangkung sudah diungsikan untuk sementara waktu. "Kita tadi upayakan membuka bendungan dari material longsor, tapi teman-teman dari Manggala tadi tidak ada yang berani," ungkapnya.
Pihaknya saat ini mencari relawan yang berani untuk membuka bendungan tersebut dari material longsor. "Tujuannya untuk dibuat dua saluran keluar airnya, karena bendungan itu besar dan arus aliran airnya cuma ada satu, dikhawatirkan hujan bisa terjadi banjir bandang pula," sebutnya.
Selanjutnya, Obet Bukit membenarkan mencari lahan warga untuk pengalihan badan jalan yang baru. "Selain itu, saya diperintahkan mendata lahan dan rumah warga yang kena longsor biar dilaporkan," ujarnya. (SS6/a)