Binjai (SIB)
Pemerintah Kota (Pemko) Binjai menggelar zoom meeting dengan warga Binjai yang terjebak perang Ukraina-Rusia di ruang Binjai Commend Center (BCC) Pemko Binjai Jalan Jendral Sudirman, Senin (7/3).
Hadir dalam Zoom Meeting, Kadis Tenaga Kerja Hamdani Hasibuan, Ketua PWI Binjai Arma Budi Delisa, Prof Dr H Yuddy Chrisnandi SH ME (Dubes RI untuk Ukraina periode 2017-2021), Ghafur Dharma Putra (Dubes RI untuk Ukraina), Jhuda Nugraha, (Direktur Perlindungan Kementerian Luar Negeri), Lucky Winardi (Direktorat Eropa II membawahi Negara Ukraina dan Rusia), Leriadi S.Sos (tokoh masyarakat Binjai), Iskandar bersama warga Binjai dan Langkat lainnya yang terjebak perang di Kota Chernihiv Ukraina dan pihak keluarga yang ada di Kota Binjai.
Yuddy Chrisnandi menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri terlibat 24 jam untuk membawa pulang WNI termasuk 9 warga Binjai-Langkat.
"Terima kasih kepada Pemko Binjai yang sudah memfasilitasi pertemuan zoom ini. Kepada pihak keluarga diimbau tidak khawatir karena saat ini komunikasi dengan pihak kementerian masih berjalan dengan baik, hanya saja perlu waktu untuk bersabar dalam proses pemulangan WNI," ungkap Yuddy Chrisnandi.
Yuddy juga mengatakan bahwa dia mengenal baik ke-9 warga Binjai dan Langkat yang sudah bekerja di pabrik plastik di Kota Chernihiv sejak tahun 2018 lalu.
"Chernihiv merupakan jalur tentara Rusia menuju Belarusia, saat ini oleh pemerintah Ukraina dilarang untuk melintasi dan jalur itu juga diterapkan jam malam. Pemerintah Indonesia yang ada di Ukraina dan Belarusia akan terus melakukan upaya evakuasi terhadap warga negara Indonesia yang masih terjebak perang di negara pecahan Uni Soviet tersebut," ujarnya.
Senada, Ghafur Dubes RI untuk Ukraina meminta Iskandar dan keluarga agar tenang dan saat ini sedang dilakukan proses evakuasi ke tempat yang lebih aman bagi mereka yang ada di Ukraina.
Judha Nugraha yang juga mewakili Direktur Perlindungan Kementerian Luar Negeri menegaskan, dalam konflik peperangan antara Ukraina dengan Rusia, pihaknya sudah mengeluarkan 113 WNI dari Ukraina. 80 orang di antaranya sudah dipulangkan dengan pesawat ke Indonesia.
“Perlu diketahui, Kota Chernihiv hingga saat ini masih menjadi zona pertempuran. Kami berjanji setelah ada titik terang maka kami akan segera meevakuasi seluruh WNI yang terjebak dalam konflik itu,†ujar Judha.
Sementara itu, Iskandar perwakilan warga Binjai yang saat ini berada di Ukraina menyampaikan kekhwatirannya dengan keberadaan tentara Ukraina yang berada di bunker persembunyian mereka.
"Kami berada di lantai bawah untuk tempat mengungsi. Kalau suplay makanan masih ada dan mohon didoain cepat ada jalan keluar untuk kami. Di pusat kota sepertinya sudah habis dan rata akibat serangan tentara Rusia, saat ini di sini sangat dingin. Aktifitas tentara Ukraina terus dipantau dan tentara Ukraina kadang beristirahat di bunker tempat kami tinggal.
Dikhawatirkan kami yang kena imbasnya," ucap Iskandar melalui zoom meeting.
Retami yang merupakan Ibunda Raga Prayudha, salah seorang warga Binjai yang berada di Ukraina mengatakan saat melakukan video call dengan anaknya kemarin terdengar suara ledakan bom.
"Saya sangat berharap kepada pemerintah dan KBRI agar dapat secepatnya memulangkan anak saya karena hanya dia yang saya punya di dunia ini. Saya minta tolong sekali agar proses pemulangan WNI di Ukraina cepat dilakukan" kata Retami kepada wartawan dengan uraian air mata.
Nama-nama warga Binjai yang masih terjebak di Kota Chernihiv Ukraina adalah Iskandar, Muhamad Raga Prayudha, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma. Sedangkan tiga orang warga Kabupaten Langkat yaitu Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas. (MI/a)