Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 05 Juni 2025

Cabjari Pangkalan Brandan Usut Kasus Dugaan Korupsi Proyek Spam di Desa Halaban Langkat

Redaksi - Jumat, 19 Agustus 2022 15:31 WIB
399 view
Cabjari Pangkalan Brandan Usut Kasus Dugaan Korupsi Proyek Spam di Desa Halaban Langkat
Net/harianSIB.com
Kantor Cabjari Pangkalan Brandan
Pangkalan Brandan (SIB)
Cabang Kejaksaan Negeri (Cabjari) Langkat di Pangkalan Brandan usut kasus dugaan korupsi proyek Spam Perdesaan Padat Karya PUPR Wilayah I Sumatera Utara T.A 2021 senilai Rp 350 juta di Dusun II Paluh Pasir, Desa Halaban, Kecamatan Besitang, Kab Langkat.

Tim kejaksaan telah memanggil sejumlah saksi di antaranya pelaksana proyek, mantan pekerja bangunan, termasuk pengawas PUPR Wilayah I Sumatera Utara untuk dimintai keterangannya.

Menurut sumber SIB, penanganan kasus dugaan korupsi sudah berjalan dua bulan dan pihak Kejaksaan sudah turun langsung ke lokasi proyek guna melakukan cek fisik guna kepentingan penyelidikan.

Sesuai pengamatan SIB di lapangan, sejauh ini, proyek pengadaan air bersih tersebut belum berfungsi, bahkan pemasangan pipa paralon distribusi air ke rumah-rumah warga di sekitar sumur bor belum juga rampung.

Kades Halaban, Tamaruddin S.Ag yang dikonfirmasi SIB di ruangan kerjanya, Kamis (11/8), mengakui proyek ini belum rampung.

"Saya dapat informasi pengawas proyek PUPR Wilayah I Provinsi Sumatera Uatara inisial F dan I telah dipanggil Kejaksaan untuk dimintai keterangannya," kata Kades.

Sebelumnya, eks pekerja proyek, Supriadi mengatakan, distribusi air sumur bor macet, dan kondisi pipanisasi pecah-pecah.

Supriadi mengakui, Kejaksaan pernah memanggilnya guna mempertanyakan terkait RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan) proyek, namun sebagai pekerja, ia menjawab tidak tahu.

Salah seorang ibu rumah tangga, Jubaidah, warga sekitar proyek mengatakan, sejak Desember 2021 lalu proyek selesai dikerjakan, namun kini tidak ada air bersih dari hasil pemboran sumur tersebut yang dapat dinikmati warga.

Kasintel Cabjari Pangkalan Brandan Juergen Panjaitan MH yang dikonfirmasi wartawan di ruangan kerjanya, Kamis (11/8), mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan.

"Sejauh ini, kita telah memanggil sekira 15 orang, baik itu dari pihak pelaksana proyek yakni, Ketua, Sekretaris dan Bendahara, termasuk beberapa eks pekerja proyek. Kami sudah turun langsung meninjau proyek tersebut," ujarnya. (A11/c)





Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru