Medan (SIB)
Sebulan setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, harga komoditas pangan mengalami kenaikan dikarenakan adanya kenaikan biaya transportasi.
Jika membandingkan harga pangan pokok antara Kota Medan dengan Sumut secara keseluruhan, terlihat harga pangan pokok di Kota Medan cenderung lebih stabil dibandingkan dengan harga di luar Kota Medan.
Ini dikarenakan Medan masih tidak begitu jauh dengan titik produksi pangan.
Hal itu diungkapkan Pengamat Ekonomi dan juga Tim Pemantau Harga Bahan Pokok di Sumut, Gunawan Benyamin kepada wartawan, Jumat (30/9).
Disebut, selain Kota Medan, Siantar menjadi kota yang juga relatif sangat dekat dengan sejumlah basis produksi pangannya.
Sementara untuk Kota Sibolga, Padangsidimpuan hingga Gunungsitoli, harganya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan Kota Siantar dan Medan.
Mengacu kepada PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis) Sumut “SiHarapanKu”, jika membandingkan harga sebelum BBM dinaikkan (2 September) dengan harga akhir bulan ini, secara poin to poin, harga cabai merah di kota Medan turun 59.3% , sementara total wilayah Sumut mengalami penurunan 56.7%.
Hal ini berbeda dengan cabai rawit, di Kota Medan yang mengalami kenaikan harga 5.2%, sementara di Sumut harganya justru turun 12.7%.
Sementara itu, untuk minyak goreng baik curah dan kemasan di kota Medan turun dalam rentang 3.8% hingga 6.5%, dan untuk wilayah Sumut secara keseluruhan turun 1% hingga 7.2%.
Telur ayam turun 0.76% di Kota Medan, dan turun 3.1% di wilayah Sumut.
Bawang merah yang banyak didatangkan dari luar wilayah Sumut khususnya Jawa, di Medan harganya mengalami kenaikan 16.9%, sementara untuk keseluruhan wilayah Sumut harganya naik 10.2%.
Untuk bawang putih harga di Kota Medan stabil, sementara di wilayah Sumut naik 0.7%.
Untuk gula pasir di Kota Medan harganya stabil, sementara secara keseluruhan di Sumut turun 0.6% hingga 2.7%.
Selain itu, harga daging ayam di Kota Medan terpantau turun 2%, sementara di wilayah Sumut turun 2.6%.[br]
Hanya harga daging sapi yang dalam sebulan terakhir cukup stabil baik di Kota Medan maupun di wilayah Sumut secara keseluruhan.
Sementara untuk harga beras di Kota Medan terpantau stabil, namun untuk keseluruhan wilayah Sumut harganya naik dalam rentang 1.5% hingga 3%.
Jadi harga kebutuhan pokok di Sumut pada dasarnya bergerak anomali (turun) meskipun harga BBM subsidi sudah dinaikkan.
Medan yang menjadi kota dengan kontribusi inflasi terbesar, dan dengan berkaca kepada kinerja harga pangannya, maka dipastikan harga pangan di Sumut memberikan kontribusi deflasi di bulan September ini.
Sayang, Sumut diperkirakan tetap akan merealisasikan inflasi di kisaran 0.87% di bulan ini, akibat kenaikan harga kebutuhan hidup lainnya di luar pangan, akibat kenaikan harga BBM sebelumnya, imbuhnya. (A1/c)