Wakil Bupati Nias Barat, Era Era Hia, mengaku kecewa atas progrespembangunan RSU Pratama Lologolu berbiaya Rp43 miliar bersumber dari DAK 2022.
Pasalnya, kontrak pembangunan rumah sakit itu telah berakhir pada 31 Desember 2022, namun pengerjaannya belum selesai.
Ia berharap, pembangunan rumah sakit itu dapat dirampungkan dua bulan ke depan sesuai perpanjangan waktu yang diminta rekanan.
Era Era Hia mengatakan, alasan rekanan dalam hal ini Konsultan Pengawas Cv. Khalimal Consultant meminta perpanjangan waktu pekerjaan karena kondisi cuaca hujan pada Oktober- Desember 2022, sehingga menghambat pengerjaan yang sudah dilakukan sampai bobot 85 persen.
"Kontrak sudah habis, namun hingga saat ini pembangunan belum selesai dan masih butuh waktu pengerjaannya. Mungkin jika orang awam yang memprediksi itu baru 50 persen bangunan fisiknya. Tapi karena terkait perhitungan besaran kemajuan pekerjaan (progress) tugas pihak konsultan pengawas, maka berapa pun bobot capaian yang telah diklaim, saya harap pembangunan RS tersebut cepat diselesaikan sesuai perpanjangan waktu yang diminta," katanya kepada harianSIB.com, di ruang kerjanya, Jumat (13/1/2023).
Era Era Hia berharap masyarakat tidak berasumsi buruk terhadap pernyataannya yang mengaku kecewa atas hasil capaian kinerja rekanan yang belum menyelesaikan pembangunan tepat waktu.
"Menurut keterangan kontraktor, mereka sudah mengajukan perpanjangan waktu 2 bulan ke depan. Semoga saja janji kontraktor tersebut bisa terwujud dan menjaga kualitas bangunannya. Tentu juga memperbanyak pekerja lokal, karena sesuai keterangan mandor hanya 40 persen pekerja lokal. Apalagi informasi yang saya peroleh dari Dinkes Kesehatan sudah masuk dana ke rekanan sebesar 70 persen," ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk ikut serta mengawasi mega proyek ini agar terjamin pengerjaannya.
Kalau menemukan hal-hal yang kurang baik, segera dilaporkan ke pihak terkait, bahkan ke penegak hukum.
Ditegaskannya, dana sebesar Rp43 miliar yang berasal dari pemerintah pusat telah ditransfer langsung sepenuhnya ke rekening kas daerah. Jadi, adanya kekhawatiran masyarakat pembangunan akan mangkrak atau gagal itu mustahil.
Apalagi ada sejumlah oknum yang menuding kehadirannya untuk menggagalkan proyek tersebut, sungguh tidak masuk akal.
"Tidak mungkin saya gagalkan pembangunan RS ini hanya karena saya datangi rekanan dan memotivasi mereka agar cepat menyelesaikan pembangunan. Sebab, saya yang memfasilitasi Pemkab Nisbar bertemu dengan koordinator DAK dan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Kesehatan pada Januari 2022 lalu. Jadi, mari tugas kita bersama-sama mengawasi pengerjaan ini. Saya yakin semua kecewa kalau dana udah ada, pengerjaan tidak selesai. Kita terus berupaya menjadikan pemerintahan yang transparan. Kalau tidak diawasi dan dilihat, dikhawatirkan rekanan lambat dalam pembangunan," katanya. (*)