Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 15 Juni 2025

Hujan Deras Mengguyur, Sejumlah Perkampungan dan Jalan di Kotapinang Terendam Banjir

Redaksi - Rabu, 08 November 2023 16:21 WIB
319 view
Hujan Deras Mengguyur, Sejumlah Perkampungan dan Jalan di Kotapinang Terendam Banjir
Foto: harianSIB.com/Rudi Afandi Simbolon
Terendam Banjir: Jalan Perjuangan Kelurahan Kotapinang terendam banjir saat hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Labusel, Selasa (7/11/2023) malam. 
Kotapinang (harianSIB.com)

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Labusel, Selasa (7/11/2023) malam, menyebabkan sejumlah ruas jalan dan perkampungan warga di Kelurahan Kotapinang, Kecamatan Kotapinang, terendam banjir.

Banjir sedalam 30 Cm hingga 70 Cm merendam pemukiman warga di Lingkungan Kampung Makmur, Kelurahan Kotapinang. Tidak hanya itu, air setinggi lutut orang dewasa juga menggenangi ruas Jalan Kampung Baru I dan Kampung Baru II, Jalan Perjuangan serta Jalan Jawa.

Pengamatan wartawan, hingga Rabu (8/11/2023) pagi, warga di Lingkungan Kampung Makmur, masih berjibaku menguras air dari dalam rumah mereka. Warga tidak sempat menyelamatkan berbagai perkakas dari dalam rumah, karena peristiwa itu terjadi tiba-tiba.

“Banjirnya sangat parah. Saya nggak bisa masuk ke dalam rumah karena tergenang banjir,” kata Anggota DPRD Kabupaten Labusel, M Hasir, yang rumahnya juga turut terendam banjir.

Dia mengatakan, peristiwa ini bukan pertama kali dirasakan warga setempat. Menurutnya, setiap kali hujan deras turun, pemukiman itu akan terendam, karena drainase yang ada tidak mampu menampung debit air.

“Warga di sini selalu jadi bulan-bulanan banjir kalau musim hujan. Perbaikan drainase sudah berkali-kali diusulkan, namun belum juga terealisasi,” kata politisi PDI Perjuangan itu.

Kepala Lingkungan Kampung Makmur, Sugianto yang dikonfirmasi mengatakan, total ada 50 rumah warganya yang terendam banjir. Menurutnya, air baru berangsur surut sekira pukul 05.15 WIB, dan warga pun mulai membersihkan rumah masing-masing.

“Banjir ini cukup parah, karena air bercampur lumpur. Biasanya hanya air saja. Mungkin karena di bagian hulu banyak aktivitas galian untuk pengembangan perumahan, sehingga materialnya terseret air,” katanya. (*)


Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru