Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 14 Juni 2025

Panen Cabai dan Tanaman Endemik Pola Tumpang Sari di Antara Pohon Eucalyptus

Oki Lenore - Senin, 18 November 2024 22:11 WIB
246 view
Panen Cabai dan Tanaman Endemik Pola Tumpang Sari di Antara Pohon Eucalyptus
(Foto Dok Ricky Hutapea)
Cabai Siap Panen: Tasya Sirait, staf Community Development TPL, Senin (18/11) di tengah hamparan pepohonan cabai siap panen yang ditanam dengan pola tumpang sari di antara pohon Eucalyptus di Parmaksian, Toba.
Toba (harianSIB.com)

Warga di Toba, Selasa - Rabu (19 - 20/11) panen cabai dan pohon endemik lain seperti tomat serta umbi-umbian atau tanaman endemik lainnya dengan pola tumpang sari di antara pohon Eucalyptus milik PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perseroan) di Kecamatan Parmaksian. Sebelumnya, pada Senin (18/11), jurnalis dan konten kreator melakukan hal serupa di sejumlah lahan di perusahaan tersebut.

Tasya Sirait, staf Community Development TPL, yang memimbing panen, mengatakan, kualitas hasil panen tanaman endemik tersebut dijamin lebih baik karena 'non pupuk' alias tumbuh alami. "Soalnya, TPL rutin memupuk Eucalyptus, yang otomatis menyuburkan pohon endemik pada pola tumpang sari," ujar ahli pertanian dari Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur tersebut.

Sebelumnya, Salomo Sitohang mewakili manajemen TPL, menyambut kehadiran tetamu yang silih berganti, termasuk para jurnalis dan konten kreator.

Baca Juga:
"Perusahaan sangat terbuka bagi siapa pun termasuk jurnalis yang ingin melihat dan menyaksikan langsung operasional perusahaan dari dekat," ungkapnya disampingi Ricky Hutapea dan staf Corporate Communication Indra Sianipar. "Nanti ada saatnya untuk panen cabai. Memetik langsung. Cabai merah dengan pola tumpang sari yang terhampar di antara tanaman pohon Eucalyptus milik TPL. Ada juga ubi, kentang, tomat, jagung bahkan kopi. Kalau kopinya belum tua," ungkap Salomo Sitohang.

Dalam kesempatan itu, perwakilan managemen TPL mengajak berkeliling ke operasional perusahaan, di antaranya lokasi pembibitan Eucalyptus, pabrik pengolahan serat kayu (pulp), pengelolaan limbah hingga tanaman pohon Eucalyptus.

Baca Juga:
"Bisa kita lihat di objek perusahaan, tanaman Eucalyptus tumbuh berdampingan dengan tanaman lainnya. Isu itu tidak benar bahwa Eucalyptus mematikan tanaman endemik yang berada di sekitarnya," tambah Salomo Sitohang. "Saking bagusnya cabai, rasanya sayang untuk dipetik. Jangan khawatir, tanaman endemik seperti cabai merah 'berteman' dan hidup berdampingan dengan Eucalyptus. Artinya, pemikiran yang mengatakan Eucalyptus rakus menyerap air hingga mengganggu pohonan di dekatnya, tidaklah benar," tambah Tasya Sirait.

Ia menyebutkan, secara alami semua tanaman membutuhkan air. Apalagi Eucalyptus yang bukan tanaman endemik di Indonesia, pasti membutuhkan air.


700 Jenis Eucalyptus
Eucalyptus merupakan bahan baku utama produksi pulp (serat kayu) bagi PT Toba Pulp Lestari (TPL), Tbk. Batang pohon Eucalyptus diolah menjadi serat kayu yang hasilnya dijual ke dalam hingga diekspor ke luar negeri.

Dalam perkembangannya, Eucalyptus memiliki 700 jenis pohon. Dan yang diproduksi oleh TPL di konsensi Hutan Tanaman Industri (HTI) berjenis Urophylla, Grandis dan Pellita. "Dari 700 jenis Eucalyptus, cuma 3 varian tanaman yang utama dipergunakan TPL menjadi bahan baku utama produksi," tambah Ricky Hutapea.


Alumni SMA Budi Murni 1 Medan itu menegaskan, untuk keberlangsungan ketersedian bahan baku, TPL juga melakukan produksi pembibitan Eucalyptus dengan cara clonning. "Pembibitan Eucalyptus dilakukan secara continue di Nursery Area. Kita (TPL) menargetkan 3 juta bibit setiap bulan," katanya.

Bibit Eucalyptus yang diproduksi tidak hanya dimanfaatkan oleh perusahaan, melainkan juga dialokasikan untuk masyarakat yang membutuhkan bibit melalui berbagai kegiatan, seperti halnya penanaman pohon dan lainnya. "Eucalyptus hidup berdampingan dengan tumbuhan lainnya. Kita dapat menyaksikan langsung bahwa Eucalyptus tak merusak lingkungan seperti apa yang beredar di publik," tutup ahli informatika dari USU Medan tersebut. (**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru