
Polres Labusel Tangkap Pembunuh Penjaga Kebun di Silangkitang
Silangkitang(harianSIB.com)Dalam hitungan jam, aparat Sat Reskrim Polres Labusel berhasil mengungkap misteri kematian penjaga kebun, Anto al
Tasya Sirait, staf Community Development TPL, yang memimbing panen, mengatakan, kualitas hasil panen tanaman endemik tersebut dijamin lebih baik karena 'non pupuk' alias tumbuh alami. "Soalnya, TPL rutin memupuk Eucalyptus, yang otomatis menyuburkan pohon endemik pada pola tumpang sari," ujar ahli pertanian dari Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur tersebut.
Sebelumnya, Salomo Sitohang mewakili manajemen TPL, menyambut kehadiran tetamu yang silih berganti, termasuk para jurnalis dan konten kreator.
Baca Juga:"Perusahaan sangat terbuka bagi siapa pun termasuk jurnalis yang ingin melihat dan menyaksikan langsung operasional perusahaan dari dekat," ungkapnya disampingi Ricky Hutapea dan staf Corporate Communication Indra Sianipar. "Nanti ada saatnya untuk panen cabai. Memetik langsung. Cabai merah dengan pola tumpang sari yang terhampar di antara tanaman pohon Eucalyptus milik TPL. Ada juga ubi, kentang, tomat, jagung bahkan kopi. Kalau kopinya belum tua," ungkap Salomo Sitohang.
Dalam kesempatan itu, perwakilan managemen TPL mengajak berkeliling ke operasional perusahaan, di antaranya lokasi pembibitan Eucalyptus, pabrik pengolahan serat kayu (pulp), pengelolaan limbah hingga tanaman pohon Eucalyptus.
Baca Juga:"Bisa kita lihat di objek perusahaan, tanaman Eucalyptus tumbuh berdampingan dengan tanaman lainnya. Isu itu tidak benar bahwa Eucalyptus mematikan tanaman endemik yang berada di sekitarnya," tambah Salomo Sitohang. "Saking bagusnya cabai, rasanya sayang untuk dipetik. Jangan khawatir, tanaman endemik seperti cabai merah 'berteman' dan hidup berdampingan dengan Eucalyptus. Artinya, pemikiran yang mengatakan Eucalyptus rakus menyerap air hingga mengganggu pohonan di dekatnya, tidaklah benar," tambah Tasya Sirait.
Ia menyebutkan, secara alami semua tanaman membutuhkan air. Apalagi Eucalyptus yang bukan tanaman endemik di Indonesia, pasti membutuhkan air.
Dalam perkembangannya, Eucalyptus memiliki 700 jenis pohon. Dan yang diproduksi oleh TPL di konsensi Hutan Tanaman Industri (HTI) berjenis Urophylla, Grandis dan Pellita. "Dari 700 jenis Eucalyptus, cuma 3 varian tanaman yang utama dipergunakan TPL menjadi bahan baku utama produksi," tambah Ricky Hutapea.
Bibit Eucalyptus yang diproduksi tidak hanya dimanfaatkan oleh perusahaan, melainkan juga dialokasikan untuk masyarakat yang membutuhkan bibit melalui berbagai kegiatan, seperti halnya penanaman pohon dan lainnya. "Eucalyptus hidup berdampingan dengan tumbuhan lainnya. Kita dapat menyaksikan langsung bahwa Eucalyptus tak merusak lingkungan seperti apa yang beredar di publik," tutup ahli informatika dari USU Medan tersebut. (**)
Silangkitang(harianSIB.com)Dalam hitungan jam, aparat Sat Reskrim Polres Labusel berhasil mengungkap misteri kematian penjaga kebun, Anto al
Asahan(harianSIB.com)Satu unit truk tangki pengangkut BBM bersubsidi bernomor polisi BK 8620 FL, terlibat laka lantas beruntun dengan Dum Tr
Medan(harianSIB.com)Jemaah haji tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 2 Debarkasi Medan tiba di tanah air dengan selamat pada Jumat (13/
Jakarta(harianSIB.com)Jaksa Agung ST Burhanuddin selaku Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar KarateDo Gojukai, memberikan sambutan pada acara
Sibolga(harianSIB.com)Sebanyak 58 peserta didik dari TK Kemala Bhayangkari 12 Sibolga Tahun pelajaran 2024/2025 mengikuti pelepasan sekaligu