Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 24 Juni 2025

Tumpukan Sampah di Pajak Bahagia Tanjungbalai Tak Kunjung Diangkut Hingga Berulat, Resahkan Pedagang

Regen Silaban - Selasa, 21 Januari 2025 19:01 WIB
522 view
Tumpukan Sampah di Pajak Bahagia Tanjungbalai Tak Kunjung Diangkut Hingga Berulat, Resahkan Pedagang
Foto: Dok/Facebook
TUMPUKAN SAMPAH: Kondisi Pajak Bahagia Kota Tanjungbalai yang dihiasi tumpukan sampah ber ulat, yang selama berhari hari tidak diangkut petugas kebersihan, Selasa (21/1/2025).
Tanjungbalai (harianSIB.com)
Selama berhari-hari, tumpukan sampah di Pajak Bahagia Kota Tanjungbalai tidak kunjung diangkut oleh dinas terkait melalui petugas kebersihan Pemkot Tanjungbalai. Akibatnya, para pedagang yang berjualan di pajak tersebut tidak nyaman dan resah karena mencium aroma busuk dan bau menyengat dari tumpukan sampah tersebut.

Tidak hanya pedagang, masyarakat yang datang mengunjungi Pajak Bahagia untuk berbelanja juga tidak nyaman akibat bau busuk dari sampah tersebut. Bahkan dari sampah itu telah mengeluarkan ulat yang semakin meresahkan masyarakat khususnya pedagang.

Dalam beberapa hari terakhir ini, pedagang maupun pembeli yang datang ke lokasi disuguhkan pemandangan tumpukan sampah yang berasal dari pajak tersebut.

Baca Juga:

Kondisi tersebut saat ini sudah viral di media sosial Facebook milik warga dengan nama akun Nababan Yahow.

"Kami pedagang dengan setia membayar retribusi sampah. Kami pedagang mengerti yang namanya kewajiban. Tapi kenapa sampah sampah disini sampai berhari-hari tidak diangkut sampai berulat. Kenapa begini layanan dinas kebersihan membiarkan pedagang mencium aroma sampah ber ulat tiap hari," kata Ibu Boru Nababan dalam video di akun Facebook nya, Selasa (21/1/2025).

Baca Juga:

Ia mengaku kesal karena kondisi serupa sudah terjadi, bahkan sudah dua kali diposting di akun Facebooknya namun tetap terulang kembali. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk menindaklanjuti kondisi sampah tersebut.

"Keluhan tentang sampah ini sudah kedua kali saya posting, tapi toh juga terulang. Dengan layanan seperti ini adalah cara membunuh dengan tidak langsung. Karena penyakit yang datang mencium aroma sampah ber ulat tiap hari. Kepada pemerintah mohon agar ditindak lanjuti," katanya.(*)

Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru