KRI Karontang 872 Gagalkan Penyeludupan 10 PMI, 2 WN Bangladesh dan 26 Satwa Langka

Tanjungbalai(harianSIB.com)

KRI Karotang-872 BKO Guspurla Koarmada I menangkap kapal tanpa nama yang mencurigakan pada posisi 03° 15.634' U - 100° 12.830' T perairan Selat Malaka, 24 NM dari perbatasan Perairan Indonesia - Malaysia, Minggu, (2/3/2025).

Saat kapal diperiksa, ditemukan 12 penumpang terdiri dari 10 PMI non prosedural dan 2 warga negara Bangladesh, serta 26 berbagai jenis satwa langka yang dilindungi. Satwa-satwa tersebut diduga hendak diseludupkan ke Malaysia.

Baca Juga:

• Lanal TBA Musnahkan 4,5 Kg Sabu, Danlanal Tegaskan Sinergi Antar-Aparat
• TNI AL Gagalkan Penyelundupan 4,5 Kg Sabu di Perairan Asahan, 3 Tersangka Diamankan

Keterangan pers Lanal TBA yang diterima wartawan, Senin (3/3/2025), menyebutkan kapal tersebut sedang dalam perjalanan dari Tanjung Balai Asahan menuju Malaysia. Dalam pemeriksaan, ditemukan kapal membawa satwa-satwa langka yang dilindungi, yakni Musang 4 ekor, Monyet 3 ekor, Siamang 12 ekor dan Kuskus 7 ekor.

Sementara kapal tanpa nama yang ditangkap dinahkodai S, dengan 4 orang anak buah kapal (ABK).

Baca Juga:

• Lanal TBA dan Lantamal 1 Gagalkan Penyeludupan 1,5 Kg Sabu di Perairan Asahan
• 44 PMI Non Prosedural Tangkapan Lanal TBA Diserahkan ke Imigrasi

"Satwa-satwa tersebut diduga kuat akan diselundupkan ke Malaysia. Ini tindakan ilegal yang dapat merusak ekosistem dan melanggar peraturan perlindungan satwa di kedua negara," sebut Danguspurla Koarmada I, Laksamana Pertama TNI, M Taufik.

Ia juga mengatakan, seluruh penumpang beserta barang bukti telah diserahkan ke Lanal Tanjung Balai Asahan untuk proses hukum lebih lanjut.

"Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan guna mengungkap jaringan penyelundupan satwa yang melibatkan kedua negara," sambungnya.

Taufik juga menyatakan, operasi ini merupakan bagian dari upaya tegas dari Guspurla Koarmada I dalam menjalankan perintah pimpinan TNI AL untuk menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah perairan Indonesia, serta melindungi kekayaan alam dan satwa yang dilindungi dari tindakan ilegal. (*)