Medan (SIB)- Duta Besar Republik Tunisia Mourad Belhassen berkunjung ke Universitas Sumatera untuk mengenalkan negaranya dan perkembangan demokrasi, hukum, dan ekonomi dalam situasi terakhir saat ini.
Kunjungan yang baru pertama kali diadakan di USU itu bagi Dubes sangat berarti di sela-sela kunjungan singkatnya di Kota Medan. Hal itu diutarakan Mourad Belhassen di depan para mahasiswa Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Budaya, dan FISIP, yang hadir pada Senin (4/5) di ruang Senat Akademik gedung BPA USU.
Menurut Mourad, dengan kondisi yang terjadi di beberapa negara semenanjung Arab saat ini membuat Republik Tunisia lebih mengutamakan membangun negaranya setelah kondisi “kacau†beberapa tahun lalu. Mengembangkan sektor ekonomi, demokrasi dan hukum merupakan tingkat pertama yang dikonsentrasikan negara mereka. Termasuk dalam hal itu, mengembangkan komunikasi dan kerjasama ekonomi, pendidikan dan sebagainya dengan negara lain.
Sebelumnya Mourad Belhassen bertemu dengan Pejabat Rektor USU Prof Subhilhar PhD, Wakil Rektor IV Prof Ningrum Natasya Sirait, dan Kepala Kantor Urusan Internasional Dr Esther Nababan. Dalam pertemuan itu juga diutarakan mengenai kemungkinan kerjasama antara USU dan universitas yang ada di Republik Tunisia, seperti peluang untuk saling bertukar mahasiswa dan dosen.
Tunisia atau secara resmi Republik Tunisia (al-Jumhûriyya at-Tûnisiyya), adalah negara di Afrika Utara dengan luas wilayahnya hampir 165.000 kilometer persegi, dengan perkiraan populasi lebih dari 10,3 juta. Setelah mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1956 negara ini mengambil nama resmi dari “Kerajaan Tunisia†pada akhir pemerintahan Lamine Bey dan Dinasti Husainid. Dengan proklamasi Republik Tunisia pada 25 Juli 1957, pemimpin nasionalis Habib Bourguiba menjadi presiden pertama dan memimpin modernisasi negara. Presiden rezim otoriter Zine El Abidine Ben Ali memerintah mulai 1987 (yang kemudian melarikan diri ke Saudi Arabia pekan lalu).
(A01/h)