Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Pesan Ketua MUI: Zakat Fitrah sebagai Tanda Kemenangan Idulfitri

Redaksi - Senin, 31 Maret 2025 11:06 WIB
239 view
Pesan Ketua MUI: Zakat Fitrah sebagai Tanda Kemenangan Idulfitri
Kemenag RI
Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi
Jakarta (harianSIB.com)

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, menegaskan bahwa kemenangan dalam meraih fitrah pada Idulfitri tidak hanya tercermin dari keberhasilan mengendalikan hawa nafsu, tetapi juga dari kewajiban menunaikan zakat fitrah.

Dalam khotbah Shalat Idulfitri 1446 Hijriah di Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat, Senin (31/3/2025), Cholil menekankan bahwa zakat fitrah merupakan cara yang efektif dalam menyambut Idulfitri. Hal ini mengingatkan bahwa diri dan harta yang dimiliki sejatinya adalah milik Allah SWT.

Baca Juga:

"Kemenangan dalam meraih fitrah bukan hanya dengan mengalahkan hawa nafsu, tetapi juga dengan membersihkan diri dari kotoran duniawi, yang diwujudkan melalui zakat fitrah. Ini adalah cara efektif dalam menyambut Idulfitri," ujarnya, dikutip dari Antara.

Melalui zakat, lanjut Cholil, baik zakat fitrah maupun zakat harta, umat Islam diingatkan bahwa diri dan harta yang mereka miliki sesungguhnya adalah milik Allah SWT.

Baca Juga:

Ia juga menegaskan bahwa harta yang dimiliki seseorang bukan sepenuhnya miliknya sendiri, melainkan terdapat hak fakir miskin dan para mustahik di dalamnya. Oleh karena itu, harta tersebut harus digunakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

"Jika kita mengerti harta adalah amanah dan berzakat dengan benar, maka (kita) tidak akan menghambur-hamburkan harta atau menyimpannya secara berlebihan, karena merasa bahwa harta itu adalah amanah dari Allah SWT yang harus ditunaikan," ujarnya.

Cholil Nafis menjelaskan bahwa zakat fitrah yang dikeluarkan sebelum shalat Idul Fitri menjadi simbol kepedulian sosial, dimana tidak boleh ada seorang pun yang kelaparan dan sedih karena kekurangan harta benda pada saat Idul Fitri.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti peran zakat sebagai sarana pemberdayaan ekonomi. Mengutip pandangan Imam Malik dalam kitab Muwaththa', ia menegaskan bahwa zakat harus diberikan dengan tujuan membantu orang miskin mencapai kemandirian.

"Zakat itu tidak hanya berfungsi sebagai bantuan, tapi harusnya juga pemberdayaan. Imam Malik dalam kitab Muwaththa'-nya menyatakan bahwa zakat harus diberikan dengan tujuan untuk membantu orang miskin mencapai kemandirian, sehingga mereka bisa menjadi bagian dari solusi ekonomi, bukan sekadar penerima bantuan," paparnya.

Mengakhiri khotbahnya, ia mengajak umat Islam untuk menjadikan Idul Fitri sebagai momentum kembali kepada fitrah dengan meningkatkan ketakwaan dan kepedulian sosial.

"Fitrah yang sesungguhnya adalah ketika taqwanya bertambah, berarti amal salehnya meningkat, semakin menjauhkan diri dari perilaku-perilaku maksiat dan peran serta kemanusiaan lebih maksimal. Jadi, kembali ke fitrah berarti kembali mendengarkan suara hati nurani yang paling dalam yang sudah kita jernihkan dengan berpuasa," ucap Muhammad Cholil Nafis.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru