Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 24 Juni 2025
CURHAT

Janji Juni Lewat Juli

Melly Gitzu Bre Caroona - Alumni SMA Van Duynhoven Saribudolok
Redaksi - Minggu, 05 Juli 2020 18:44 WIB
355 view
Janji Juni Lewat Juli
acehtrend.com
Ilustrasi
Aku tahu dia tampan. Aku tahu dia pintar. Aku tahu dia anak orang kaya. Semua itu tidak menyilaukan tatapanku padanya. Aku justru kagum padanya karena kepribadiannya.

Seluruh murid di sekolahku tahu orangtuanya mampu antar-jemput anaknya dengan mobil mewah semahal apapun, tapi dia lebih suka naik angkot. Bahkan mau bergelantungan seperti anak kebanyakan. Dia bahkan langsung berdiri dan memberi tempat duduknya padaku jika aku menyetop angkot sepulang sekolah.

Alasannya, perempuan tidak boleh berdiri. Selain rambut dan bedaknya bisa luntur kena terpaan angin, pun apa jadinya kalau seorang pria tak mengalah. Aku pun jadi terus mengalah dengannya.

Bonton makanan yang disediakan mamak, selalu kuserahkan padanya. Aku bahagia dia begitu lahap mengunyahnya. Bahkan tak sebutir pun aku diberinya, aku semakin senang.

Bila sudah diludeskannya, dia menraktirku makan bakso keemaranku. Dia bahkan jadi seperti pemilik warung. Mulai menyendokkan cabai dan kecap hingga saus. Kadang sengaja ditaruhnya berlebih biar bibirku jadi merah.

Dia mengaku suka sekali melihat bibirku merah kepedasan. Jika sudah demikian, dia mengambil tisu dan melap keringat yang bercucuran dari keningku.

Besoknya begitu lagi. Besok-besoknya diulangi lagi. Padahal, suer... ia tak suka bakso. Alasannya, saat membuat bakso, daki si pembuat lengket di panganan yang terbuat dari tepung dan ikan plus daging dan telur.

Karena kebaikan dan kepribadiannya itu aku jadi baper. Selain melap keringatku, aku juga ingin dipeluk dan diciumnya. Tetapi, dia tetap tak mau. Alasannya, tunggu setelah tamat sekolah.

Bila melepas status pelajar, sudah boleh pacaran. Aku pun menunggu realisasi janjinya. Itu sebabnya, ketika tidak ada belajar di kelas karena pandemi Covid-19, aku menderita sekali. Tidak ketemu secara fisik.

Dia sih datang ke rumah tapi tak lagi membawaku makan bakso. Tidak pula melap keringat dan merapikan anak rambut yang menutup keningku. Kini, sudah tak berstasus pelajar lagi tapi dia sudah entah ke mana.

Tak memberi kabar tapi selalu miscal saat tengah malam. Aku terus menanti janjinya. Juni sudah lewat dan sekarang Juli. (p)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru