Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 16 Juni 2025

Kekerasan Terhadap Perempuan di Perkotaan Lebih Tinggi Ketimbang di Pedesaan

- Minggu, 02 April 2017 22:23 WIB
681 view
Jakarta (SIB)- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016. Survei menunjukkan 33,4 persen atau 1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun mengalami kekerasan fisik maupun seksual.

Ironisnya kekerasan terhadap perempuan ini didominasi oleh perempuan dengan pendidikan minimal SMA ke atas dan lebih banyak terjadi di perkotaan ketimbang di desa-desa.

"Ini terutama yang terkait dengan kekerasan seksual. Bukan berarti perkosaan saja, tapi menyentuh tubuh perempuan dan perempuan tidak berkenan itu juga merupakan kekerasan," ujar Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M Sairi Hasbullah, Jumat (31/3).

Sairi mengungkapkan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di perkotaan disebabkan akibat efek penggunaan media sosial. Perempuan terdidik, minimal SMA di perkotaan disebut lebih aktif menggunakan media sosial ketimbang mereka yang ada di pedesaan.

Selain efek penggunaan media sosial, perilaku sosial perempuan di perkotaan dan pedesaan juga bisa menjadi sebab mengapa angka kekerasan terhadap perempuan selalu tinggi. Kontrol sosial di pedesaan dinilai lebih ketat ketimbang di perkotaan.

"Kontrol sosial di pedesaan itu sangat ketat sehingga ketika kita di pedesaan untuk mencolek saja itu dianggap aib sedangkan di masyarakat perkotaan yang cenderung heterogen kemungkinan persentuhan yang tidak dikehendaki perempuan lebih mungkin terjadi," kata Sairi.

Sebagian besar responden, kata Sairi, menyebut kekerasan terhadap mereka dilakukan oleh yang bukan pasangan. Salah satunya, pelecehan di ruang publik.
Sementara kategori kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasangan biasanya berupa pemaksaan untuk berhubungan, di mana pihak perempuan itu tidak menginginkan atau menghendaki. (Metrotvnews.com/l)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru