Cigna belum lama ini merilis survei "Skor Kesejahteraan 360: Well and Beyond". Dalam surveinya, ada beberapa hal yang disoroti. Salah satunya adalah tingkat stres perempuan di Indonesia.
Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Kamis (28/3), Chief Marketing and Strategic Partnership Cigna Indonesia Akhiz Nasution, menyebut Indonesia memiliki tingkat stres 77 persen.
Angkanya masih rendah dengan tingkat stres di negara-negara lain yang berangka 84 persen. Walaupun angkanya terbilang " rendah", ditemukan bahwa angka stres wanita Indonesia lebih tinggi daripada angka rata-rata global yang sebesar 76 persen.
"Biasanya perempuan stres karena tekanan pekerjaan serta memikirkan kondisi keuangan keluarga dan pribadi," kata dia di Jakarta.
Akhiz mengatakan 1 dari 3 perempuan merasa percaya diri terhadap kondisi keuangan mereka. Meskipun pria dianggap sebagai pencari nafkah utama, perempuan merasa tetap harus berkontribusi terhadap keuangan keluarga.
Survei ini menunjukkan perempuan Indonesia merasa program kesejahteraan karyawan di kantor diadakan hanya untuk memberikan manfaat secara umum, tak dikhususkan kepada kebutuhan perempuan pekerja. Responden berharap kantor mereka mengadakan program kesejahteraan yang dikhususkan kepada perempuan.
Mayoritas pekerja perempuan, baik yang masih lajang, menikah maupun memiliki anak, berharap dapat mengambil lebih banyak cuti untuk mengatasi stres yang diakibatkan pekerjaan.
"Kesejahteraan dan manajemen stres di kalangan perempuan adalah permasalahan yang harus ditanggapi serius oleh perusahaan," kata dia.
Akhiz mengatakan jumlah pekerja perempuan di Indonesia terus meningkat. Oleh karena itu, program kesejahteraan disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
"Perempuan bekerja harus merasa mendapatkan dukungan penuh dari perusahaan," kata dia.
Secara keseluruhan, survei Cigna menunjukkan, indeks kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat. Jika tahun sebelumnya, kesejahteraan Indonesia berada di peringkat ke-14 secara global, tahun ini, meroket ke peringkat ke-5.
Pada tahun ini, indeks kesejahteraan Indonesia naik 4,4 poin dari 61,0 menjadi 65,4. Angka ini membawa Indonesia keluar dari jajaran 10 negara dengan persepsi kesejahteraan terendah tahun lalu.
"Semakin banyak responden survei yang merasa mereka berhasil menjaga makan agar tetap sehat, memiliki waktu untuk berolah raga, berat badan ideal dan tidur yang cukup," kata Akhiz.
Dia mengatakan masyarakat Indonesia juga merasa mereka semakin mampu menjaga kesejahteraan keluarga mereka. Ini dilihat dari kemampuan menjaga kesehatan dan menjamin keuangan pasangan, anak dan orangtua mereka.
Indeks kenaikan tertinggi terlihat dari kepercayaan diri masyarakat Indonesia dalam menjamin kesejahteraan dan pendidikan anak mereka. Angka kepercayaan diri masyarakat Indonesia naik 15 poin dari 40 ke 55.
"Melalui survei ini, Cigna berharap bisa terus memberikan dukungan terbaik bagi masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan rasa aman mereka," kata Akhiz. (Dream/f)