Medan (SIB)- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan akan digelar April 2015. Sejumlah nama yang digadang-gadang akan maju masih didominasi laki-laki. Karena itu, Ketua Kaukus Perempuan DPRD Kota Medan, Damai Yona Nainggolan menyatakan, sudah layak dan wajar kaum perempuan ikut maju dan bertarung dalam Pilkada Kota Medan 2015 mendatang. Apalagi, sepanjang sejarah kepemimpinan di Kota Medan belum pernah perempuan jadi wali kota. Dia menilai, kepemimpinan kaum perempuan tidak kalah dibanding laki-laki.
“Lihat Tri Rismaharini yang mampu merubah wajah Kota Surabaya hingga mendapatkan penghargaan dari dunia internasional. Kalau di sana saja bisa, kenapa di Medan tidak,†kata Yona, Minggu (10/8) di Medan.
Memang, sebut politisi Partai Demokrat ini, keterwakilan kaum perempuan di parlemen Kota Medan belum mencapai 30 persen sebagaimana amanat undang-undang. Namun bukan berarti kaum perempuan tidak bisa ikut dalam Pilkada atau berkiprah lebih di dunia politik.
“Kalau cerita layak, ya sudah layak. Setidaknya wakil wali kota. Buktinya, Pilkada 2010 lalu ada kaum perempuan yang maju sebagai kandidat wakil wali kota. Persoalannya sekarang tinggal kita mencari siapa figur yang pas dan tepat, kalau ini terjadi lagi akan lebih baik. Apalagi, kaum perempuan masih menjadi pemilih terbanyak di Kota Medan,†ungkapnya.
Anggota Kaukus Perempuan DPRD Medan lainnya, Dra Hj Srijati Pohan, menambahkan perempuan bisa menjadi kepala daerah tergantung kesiapannya untuk mewakili suara rakyat. Untuk memilih sosok yang pas, diakuinya agak sulit, karena sedikit kaum perempuan yang memiliki kemampuan dan kemauan menjadi kepala daerah. “Kendati demikian, bukan berarti di Medan ini tidak ada sosok kaum perempuan yang mampu,†sebut politisi Partai Demokrat itu.
Menjadi kepala daerah bukan hanya pintar, tetapi perlu niat baik dan kemauan untuk menjadikan kota itu menjadi lebih baik.
Sekarang hanya tinggal kemauan, kalau hanya pintar banyak profesor dan doktor.
“Apakah Risma paling pintar, tidak. Tetapi dia punya kemauan memperbaiki daerah itu untuk lebih baik dari segala bidang. Jadi, bukan persoalan mampu atau tidak mampu, tapi kemauan itu yang paling utama,†pungkasnya.
(A14/i)