Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 13 Juni 2025

Seks Jadi Hambar di Rumah Tangga Langgeng tapi Bisa Memicu Disharmoni

- Minggu, 23 November 2014 18:34 WIB
258 view
London (SIB)- Sudah bukan rahasia lagi bahwa pasangan suami istri yang telah berumah tangga bertahun-tahun dalam keluarga yang langgeng memiliki kehidupan seks yang cenderung hambar dan kurang sensasi. Hal itu bukan sekadar mitos. Sebuah penelitian membuktikannya, karena tidak ada fokus utama seks bisa memicu amarah dan disharmoni.

Menurut survei online terbaru Family Circle, terbukti 32 persen ibu rumah tangga mengaku sudah tidak bercinta bertahun-tahun. Sebanyak 553 ibu rumah tangga dilibatkan sebagai responden yang mewakili karakter ibu rumah tangga.

Namun, sayangnya penelitian ini tidak menyebutkan tentang status ibu rumah tangga, apakah mereka orangtua tunggal atau memiliki suami. Jika dari mereka masih memiliki pasangan, tentunya hal ini bukan sesuatu yang baik.

Hasil studi menyimpulkan bahwa pasangan suami istri yang telah menikah selama lebih dari tujuh tahun, memang cenderung mengenyampingkan aktivitas seksual. Tentunya, ini sinyal bahaya.

Sebab, menurut sebuah studi yang dimuat dalam “The Journal of Gerontology: Series B,” kunci pernikahan yang awet dan bahagia adalah sensasi bercinta yang sarat sensasi dan eksplorasi dengan gejolak hasrat antar masing-masing pasangan.

WomensDay, Jumat, (21/11) melaporkan, Dalam sebuah hubungan, pertengkaran adalah hal biasa. Malah, ada pepatah yang menyebutkan, pertengkaran adalah bumbu percintaan. Tetapi, di sisi lain, sebuah studi menunjukkan bahwa pertengkaran pasangan, terutama yang terjadi dalam jangka waktu panjang, bisa memicu serangan jantung.

Hasil penelitian tersebut, juga menunjukkan bahwa wanita lebih rentan terkena serangan jantung akibat tekanan dalam hubungan.

Sosiolog asal Michigan State University, Amerika Serikat, Dr. Hui Lui, yang mengepalai penelitian, menyebutkan wanita berisiko menderita serangan jantung, karena wanita cenderung memendam pikiran negatif, dibanding pria.

Penelitian difokuskan pada pasangan yang berada dalam tahap berpacaran, bertunangan hingga menikah. Usia hubungan juga menjadi pertimbangan. Sebanyak 1.200 pasangan terlibat dalam penelitian ini.

Dari penelitian seperti disiarkan Kompas dan ViVa.Co.Id, Dr Lui menyimpulkan bahwa semakin lama pasangan berada dalam hubungan yang penuh tekanan, dalam artian sering bertengkar, mereka juga semakin berisiko menderita depresi, tekanan darah tinggi, serta serangan jantung.

Sebaliknya, Dr Lui menemukan bahwa pernikahan yang bahagia meningkatkan kesehatan pasangan.

“Hal ini, berkaitan dengan stres yang dirasakan pasangan dalam hubungan yang buruk. Stres tersebut, berubah menjadi depresi yang kemudian bisa berimbas pada beragam penyakit lain, termasuk serangan jantung,” terang Dr Lui, dilansir Daily Mail dan dipublikasikan.

Selain itu, hubungan yang tidak bahagia juga memicu pasangan melakukan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, minum minuman beralkohol, atau mengonsumsi obat penenang. (t/r9/h)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru