Medan (SIB)- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) mengokohkan untuk basis usaha kecil menengah (UKM) dengan memfokuskan kinerja kualitas. Langkah tersebut untuk menyeimbangkan dengan perkemabngan global dan yang palign dekat adalah menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. "Kinerja ini pada program-program terkait peningkatan SDM dan perluasan jaringan pemasaran. Selama kita bisa kreatif jangan takut hadapi perdagangan bebas," tegas Sekjen Dewan Pengurus Pusat IWAPI Ir Sitti Wahyuna Bintari MSc di Medan, Selasa, (16/12).
Di hadapan 50-an pengusaha perempuan, perempuan asal Jawa Barat itu menegaskan posisi itu pun untuk maksud bahwa perempuan dalam hal ini Iwapi mendukung program good governance menuju Indonesia Sejahtera. “Upaya itu adalah hasil Rakernas ke-XXV Iwapi di Bali!â€
Menurutnya, carai itu pun sejalan dengan program-program kerja dari kabinet pemerintahan Presiden Jokowi. "Program pemerintah dalam memajukan usaha kreatif untuk menambah devisa negara. Iwapi punya kemampuan dan kekautan seperti itu!"
Menurutnya, apa yang di lakukan di Medan adalah bagian dari pelatihan-pelatihan serupa sudah sering diselenggarakan mengingat mayoritas dari 30.000 anggota Iwapi adalah pengusaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang usaha kreatif.
Kegiatan di Medan tersebut adalah bagian tugas dari Bidang Organisasi dengan ketua Yulina Indriani yang kali bertajuk Sosialisasi Keorganisasian IWAPI Kota Medan untuk memahami tugas dan tanggung jawab sebagai pengusaha khususnya dalam lingkungan IWAPI.
Ketua DPC IWAPI Medan Eliza Rahmawati melaporkan, kegiatan itu merupakan program kerja meyeluruh dan diharapkan setelah kegiatan mendatangkan ide-ide kreatif untuk memajukan organisasi di masa datang,†tandas perempuan aktif itu sambil mengatakan pihaknya akan semakin banyak melakukan kegiatan serupa termasuk pelatihan. “Kegiatan kali ini kan dimotori Maria Simamora yang memfasilitasinya.â€
Hadir di kegiatan itu sejumlah penggiat sosial di antaranya President Lions Club Medan Prima L Srihartati
Maria Simamora mengatakan, sebagai bagian dari Iwapi dan perempuan Indoensia pihaknya harus ikut serta mempersempit jurang kaya - miskin dengan pemberdayaan publik. Khusus menghadapi MEA 2015, ujar perempuan yang banyak menghabiskan waktu di luar negeri dan keluarga Pahlawan Nasional Letjen DJamin Gintings tersebut, kegiatan adalah bagian upaya itu agar masyarakat Indoensia khususnya Sumut dan Medan yagn berhadapan langsung dengan MEA dari Singapura dan Malaysia. “Tetapi warga ASEAN lain melirik Medan sebagai pintu masuk karena dari struktur penduduk punya pasar yang besar,†tutup Maria Simamora.
(rel/r9/c)