Medan (SIB)- Paskah adalah bukti kemenangan manusia atas dosa-dosa yang ditebus melalui darah dan tubuh putraNya. Dalam konteks kekinian, Paskah adalah kebangkitan peran perempuan dalam hidup melayaniNya. Sejak kematian di kayu salib dan bangkit, perempuan mencari dan menemukan Yesus Kristus untuk menjadi pengikut dan meneruskan ajaranNya seperti yang termaktub dalam nats Mateus 28:5.
Demikian simpulan buah pikir Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) Sumut Gaberia Gusti Angur Pardede SH, Ketua Panitia Musyawarah Pelayanan (Mupel) untuk membentuk Badan Kerjasama (BKS) Perempuan Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Tingkat Sinode di Medan Legayanti Situmorang dan sesepuh GKPS Hang Tuah Medan St Alimah Ruman Sinaga Br Sidamanik di tempat terpisah. “Ketika perempuan-perempuan hendak berziarah ke makam Yesus, malaikat berkata kepada perempuan-perempuan itu: ‘Janganlah kamu takut, sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu’,†tandas istri mantan Bendahara GPI Wil I Sumut - Aceh Sahat Tonggo Humusai Panggabean mengurai isi nats tesebut di atas. “Artinya perempuan mencari dan menyebarkan kabar kesukaan pada dunia,†tandasnya didampingi Nancy Sinaga Br Panggabean dan Odorlin Tahan Panggabean Br Sihite.
Dalam konteks kekinian, ujar Legayanti Situmorang, peran perempuan Kristen semakin dituntut dalam maksud melengkapi proses kehidupan duniawi menuju kehidupan kekal nantinya. Pelayanan kekinian, ujar birokrat yang mengabdi di Pemko Medan tersebut, menyangkut masyarakat luas dengan fokus pemberdayaan kaumnya. “Perempuan kini, rentan ragam penyakit sosial yang bersumber dari ketidaktahuan, kemiskinan dan keterbatasan. Pada simpul tersebut harus dientaskan,†tandasnya.
Mengaminkan kondisi kini tersebut, St Alimah Br Sidamanik mengatakan, konsekuensi dari menerima Yesus sebagai bekal jalan kehidupan, perempuan harus menyerahkan segala kekuatan bagi kemuliaanNya atas dunia. Dalam konteks kecil, ujar perempuan yang menyediakan rumah pribadinya untuk aktivitas gerejawi organisasi agama, terus menginspirasi lingkungan sesuai ajaranNya. “Menginspirasi tak semata dengan karitas. Bisa dengan buah pikir, bermadah bakti hingga menyampaikan firman,†tandas perempuan yang memedomani langkahnya sesuai Yes 41: 10 dan Yes 40: 31 tersebut.
Ny GS Panggabean Br Pardede menyontohkan aktivitas PWKI yang ditekankan dalam bentuk pelayanan. Ketika banyak pihak sibuk dengan sosialisasi diri di jelang Pemilu, rombongan besarnya justru fokus pelayanan. “Saya tegaskan, kegiatan politik harus di bawah praktik diakonia yakni bekerja untuk Tuhan,†kenangnya ketika naik turun bukit, ke luar masuk rumah kumuh di daerah Parsoburan, Batu Nabolon, Parsoburan, Tobasa dan Parbubu, Tarutung, Taput untuk berbagi suka.
Aktivitas soal agama tersebut bukan karena posisinya sebagai pimpinan organisasi Kristen, tapi dilakukan sejak usia 8 tahun yakni membagikan minyak untuk rakyat saat orangtuanya (Huldrich Pardede - Ny Karolina Siahaan) dapat tugas merekrut tentara untuk Residenan Tapanuli. Hingga kini, Ny GS Panggabean Br Pardede terus berbakti sosial seperti menanam pohon di pelosok dan kota. “Pasca Munas PWKI di Medan, PWKI Sumut berbagi Rp10.440.000 untuk pengungsi korban erupsi Gn Sinabung di Suka Tendel ditambah Rp2,5 juta dari PWKI Jakarta,†tambah ketua panitia Munas PWKI Odorlin Tahan Panggabean Br Sihite.
Sesuai dengan semangat berbagi dan melayani tersebutlah Legayanti Situmorang mengarahkan kiranya kepanitiaan melakukan pelayanan berdasar kualitas dan kuantitas. “Mupel Perempuan GKPI pun menegaskan soal peran perempuan,†tandasnya didampingi bendahara Masnita Nainggolan dan Gabriella Maria Siregar. Kegiatan dimaksud bertema Tuhan Itu Baik Kepada Semua Orang (Mazmur 145:9a) dan subtema Meningkatkan Spiritualitas Perempuan GKPI untuk Mewujudkan Misi Pembaharuan, Pendamaian dan Pemberdayaan di Tengah-tengah Keluarga, Gereja dan Masyarakat. (r9/Dik-DHS/f)