Bisakah kita membayangkan betapa sulitnya menjalani hidup sebagai penyandang disabilitas tuna netra atau tuna rungu? Nah, Helen Keller adalah salah satu dari sekian banyak penyandang dua kekurangan tersebut secara bersamaan. Namun semangat dan kerja kerasnya membuat ia menjadi penyandang tuna netra dan tuna rungu pertama yang sukses meraih gelar sarjana.
Keller (sebutan Helen Keller) lahir di Alabama, Amerika Serikat pada 27 Juni 1880. Ia dilahirkan sebagai anak perempuan yang sehat dan aktif. Saat berusia 19 bulan ia menderita penyakit serius dan merenggut kemampuan pendengaran sekaligus penglihatannya. Sejak itu ia jatuh ke dalam dunia kegelapan dan kesunyian. Setelah itu Keller hanya bisa berkomunikasi dengan keluarganya melalui tanda-tanda sederhana. Masalah kesulitan komunikasi ini juga membuat Keller kecil sering bertingkah buruk dan cenderung tidak memiliki etika.
Pada usia 6 tahun, Keller dibawa ke Baltimore untuk mendapatkan perawatan dari ahli yang berkompeten. Hingga ia bertemu dengan Alexander Graham Bell, yang kebetulan saat itu juga sedang melakukan penelitian mendalam seputar ketulian dan bunyi-bunyian. Untuk masalah kebutaan, Mr Bell membawa Keller ke Perkins Institute, sebuah institut yang berkecimpung di bidang kesehatan mata. Di institut ini Keller bertemu dengan pelatihnya yang bernama Anne Sullivan, yang kemudian diketahui menjadi sahabat Keller hingga 49 tahun kemudian.
Usaha Sullivan untuk melatih Keller sering kali menemui jalan buntu yang nyaris membuat frustasi. Namun dengan kesabaran yang luar biasa pada akhirnya Sullivan mampu membuat perkembangan.
Tercatat dalam sejarah kata pertama yang dipelajari Keller adalah "air" atau water. Pada saat itu caranya adalah Sullivan mengalirkan air ke tangan kiri Keller, dan dengan tangan kanan Sullivan membimbing Keller untuk membuat simbol air. Demikian seterusnya Keller mempelajari kata demi kata dasar. Dan sejak saat itu Keller belajar dengan cepat dan membuat perkembangan yang baik.
Rupanya Keller berkembang dengan sangat baik dan belajar membaca Braille dengan cepat. Keller tergolong anak yang berotak cerdas hingga sanggup menyelesaikan pendidikan di sekolah untuk para penyandang kebutuhan khusus dan juga belajar menulis dengan Braille.
Sungguh beruntung bagi Keller, saat masuk usia kuliah ia bertemu dengan Henry Rogers seorang pengusaha minyak yang kaya raya. Karena tersentuh dengan kisah hidup dan semangat Keller yang besar, Rogers akhirnya bersedia membiayai kuliah Keller di Radcliffe College. Proses kuliah ini tentunya menjadi perjuangan yang sangat sulit bagi penyandang disabilitas seperti Keller. Namun dengan semangat yang besar dan dukungan dari orang-orang terdekatnya pada 1904 Keller berhasil meraih gelar sarjana pada bidang seni dan merupakan lulusan bisu-tuli pertama di dunia. Pada saat kuliah ini Keller juga mendalami kemampuan membaca gerak bibir dan menajamkan indera sentuhnya.
Semua orang berdecak kagum atas prestasinya. Keller merasa sangat berterima kasih pada gurunya, Sullivan. Ia berjanji akan mengikuti jejak sang guru untuk mendidik orang yang buta tuli seperti dirinya. Keller kemudian mulai berpidato dan beramal bagi mereka yang buta tuli. Keller menularkan semangat juangnya selama ini pada orang yang senasib dengannya. Ia berkeliling dunia guna misinya mendidik orang tuli dan buta.
Keller kemudian dikenal sebagai pembicara di berbagai seminar dan juga menulis buku. Buku pertama Keller yang berisi kisah hidupnya berjuang melawan disabilitas berjudul "The Story of My Life" diterbitkan pada 1903. Buku ini menjadi fenomenal dan menyedot perhatian banyak orang hingga kini.
Keller juga sangat vokal menyuarakan hak-hak kaum penyandang disabilitas yang pada masa itu hidup terlantar, tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak bahkan diasingkan ke rumah sakit jiwa. Ia juga rajin melakukan acara penggalangan dana untuk kesejahteraan orang-orang berkebutuhan khusus seperti dirinya. Kisah hidupnya telah menjadi contoh dan inspirasi bagi banyak orang tentang bagaimana seharusnya menyikapi kondisi dengan banyak keterbatasan tersebut. Selain The Story of My Life, beberapa buku karya Keller yang tercetak antara lain Out of The Dark (1913), My Religion (1927) dan Three Days to See (1933).
Helen Keller meninggal dunia karena penyakit stroke pada 1 Juni 1968. Selama hidupnya, ia meraih beberapa penghargaan, salah satu penghargaan paling bergengsi adalah the Predential medal of Freedom pada 1964 oleh presiden Amerika Serikat ke-36, Lyndon B Johnson. Semua orang yang pernah membaca kisahnya sangat terinspirasi oleh kehidupannya. Kisahnya dan karya-karyanya selalu menjadi inspirasi bagi umat manusia dalam mengatasi segala hambatan. Kehidupan akan sangat berarti kalau saja semua orang bisa secara singkat mengalami seperti apa rasanya buta-tuli itu. Kegelapan akan membuatnya lebih mencintai kehidupan dan kesepian akan membuatnya lebih mensyukuri suara dan pemandangan di sekelilingnya.
(Int/A11/f)