Jakarta (SIB)
Vendor di Kementerian Pertanian (
Kementan) pernah dicurhati oleh salah satu pegawai
Kementan tentang 'pimpinan bak iblis'. Saat itu pimpinan tertinggi di
Kementan adalah
Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang menduduki posisi menteri.
Vendor yang mendapat cerita itu adalah Direktur PT Haka Cipta Loka dan Haka Loka, Hendra Putra. Dia mengaku pernah dicurhati mantan Subkoordinator Pemeliharaan Biro Umum dan Pengadaan
Kementan, Gempur Aditya.
Pada tahun 2021, Hendra mengaku dihubungi Gempur. Saat itu, Gempur meminta Hendra untuk bertemu sambil meminta tolong karena dia sedang dalam posisi terjebak.
Baca Juga:
"Jadi pada waktu itu tahun 2021 Pak Gempur secara tiba-tiba meminta saya untuk ngobrol di ruangan beliau. Dia langsung bilang, 'om tolong bantu kita dong, ini gue kejebak nih'," kata Hendra dalam sidang SYL, Rabu (22/5).
Jaksa lantas mendalami cerita Gempur. Hendra mengatakan Gempur curhat mengaku kejebak serta menyebut pimpinannya iblis.
Baca Juga:
"Kejebak maksudnya?" tanya jaksa.
"Saya nggak tahu. Jadi kejebak, 'kejebak kenapa om?' 'Pemimpin sekarang iblis semua' kata dia.'Tolong bantu kita untuk menalangi permintaan pimpinan tiap bulannya.' Ya saya sampaikan, 'apa yang saya bantu? Cuma uang saya kan nggak banyak om.' 'Udah tenang aja lu, nanti gue kasih kerjaan dah.' Yaudah," jawab Hendra.
Hendra mengatakan Gempur menjanjikan uang yang dipinjam darinya akan dikembalikan lantaran meyakini SYL akan di-reshuffle. Dia mengatakan Gempur menyebut uang itu akan dikembalikan dari patungan eselon I
Kementan.
"Itu janji-janjinya?" tanya jaksa.
"Iya. Jadi selain itu juga dia bilang begini pak, 'itu nggak lama kok. Sebentar lagi dia juga kena reshuffle. Setelah dia reshuffle nanti enggak akan ada lagi yang seperti ini permintaan-permintaan'. Di samping itu, lalu saya ditemui Pak Hafidz. Saya juga diminta diketahui nggak hanya Pak Gempur. Jadi selain Pak Hafidhz, saya minta temui pimpinan di atas Pak Hafidhz. Waktu itu saya belum kenal sama Pak Musyafak. Didampingilah saya oleh Pak Gempur hari keberapanya, ketemu dengan Pak Musyafak di ruangan beliau. Dia hanya bilang 'iya mas tolong bantu kami. Mas Hendra nggak usah khawatir. Nanti uang itu akan diganti dari patungan eselon I'," jawab Hendra.
Dari cerita itu, Hendra mengaku baru mengetahui adanya praktik patungan sharing eselon I itu. Dia mengaku mengikuti pemberitaan terkait reshuffle menteri hingga merasa kasihan dan meminjamkan uang ke
Kementan.
"Di situ anda tahu uang patungan?" tanya jaksa.