Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 23 Juni 2025

Emas Jadi Incaran Negara Asia, Prediksi Harga Naik Tajam

Robert Banjarnahor - Kamis, 27 Maret 2025 09:08 WIB
184 view
Emas Jadi Incaran Negara Asia, Prediksi Harga Naik Tajam
Ilustrasi emas, emas batangan, logam mulia.(PEXELS/MICHAEL STEINBERG)
Jakarta(harianSIB.com)
Harga emas masih bergerak dalam area konsolidasi tanpa perubahan signifikan. Namun, prospek kenaikan semakin kuat setelah Goldman Sachs merevisi perkiraan harga emas ke level yang lebih tinggi.

Pada perdagangan Rabu (26/3/2025), harga emas dunia di pasar spot turun tipis 0,02% ke level US$3.019,28 per troy ons. Sementara itu, hingga Kamis (27/3/2025) pukul 06.30 WIB, harga emas menguat 0,04% ke posisi US$3.020,59 per troy ons.

Goldman Sachs pada hari Rabu menaikkan proyeksi harga emas akhir 2025 menjadi US$3.300 per troy ons dari sebelumnya US$3.100 per troy ons. Revisi ini didorong oleh arus masuk ETF yang lebih kuat dari perkiraan serta tingginya permintaan dari bank sentral.

Baca Juga:

Selain itu, Goldman Sachs juga memperlebar kisaran proyeksinya menjadi US$3.250–US$3.520 per troy ons dari sebelumnya US$3.100–US$3.300 per troy ons. Dalam analisisnya, bank investasi ini memperkirakan bahwa bank sentral besar di Asia akan terus melakukan pembelian emas agresif selama tiga hingga enam tahun ke depan untuk mencapai target cadangan yang telah diproyeksikan.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Goldman Sachs menaikkan asumsi permintaan emas dari bank sentral menjadi 70 ton per bulan dari 50 ton sebelumnya di tengah meningkatnya ketidakpastian kebijakan AS dan ekspektasi bahwa China dapat terus melakukan pembelian dengan kecepatan tinggi selama tiga hingga enam tahun ke depan.

Baca Juga:

"Di sisi ETF emas, ekonom AS kami terus memperkirakan dua pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25bp (basis poin) pada tahun 2025 dan satu pemangkasan tambahan pada semester pertama tahun 2026, yang mendukung dasar kami untuk arus masuk ETF," ujar Goldman Sachs, kepada CNBC International.

Goldman Sachs melihat dua risiko kenaikan potensial untuk ETF yakni siklus pemangkasan The Fed yang disebabkan oleh resesi yang menaikkan harga emas akhir 2025 menjadi US$3.410 per troy ons, dan peningkatan permintaan investor terhadap emas sebagai nilai lindung. Kenaikan ini mendorong kepemilikan ETF kembali ke level pandemi, mendukung harga menuju US$3.680 per troy ons pada akhir tahun 2025.

Bank tersebut menegaskan kembali rekomendasi perdagangan emas jangka panjang, tetapi menyadari dua peristiwa potensial yang mungkin menawarkan titik masuk yang lebih menarik.

Peristiwa pertama adalah potensi perjanjian damai Rusia-Ukraina, yang mungkin memicu penjualan spekulatif sementara. Namun, hal itu tidak mungkin berdampak lama pada permintaan atau pasokan emas global, menurut bank tersebut.

Peristiwa lain adalah aksi jual ekuitas tajam yang memicu likuidasi emas yang didorong oleh margin. Namun, hal ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama karena posisi spekulatif pulih di tengah ketidakpastian, dengan permintaan struktural dari bank sentral dan ETF tetap utuh.

Kebijakan tarif Presiden Amarika Serikat Donald Trump juga akan menopang emas ke depan mengingat emas menjadi instrumen paling aman saat terjadi ketidakpastian ekonomi.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru