Selain itu, Vietnam memiliki surplus perdagangan terbesar ketiga dengan AS, menjadikannya target utama tarif.
"Tidak mengherankan jika terjadi aksi jual panik karena investor lokal sebelumnya hanya memperkirakan tarif sebesar 10 persen-15 persen," kata Nguyen Anh Duc, kepala divisi perantara institusi dan penasihat investasi di SBB Securities Corp.
Baca Juga:
"Saldo pinjaman margin para pialang cukup tinggi dan ini bisa memperburuk situasi. Jika harga saham turun 10 persen lagi, kita mungkin akan melihat tekanan dari margin call."
Pasar kini menantikan kemungkinan respons balasan dari negara-negara yang terkena tarif, yang semakin memperburuk ketegangan perdagangan global.
Baca Juga:
Pada hari Kamis, China menyatakan dengan tegas menentang langkah tarif AS dan berjanji akan mengambil tindakan balasan untuk melindungi kepentingannya sendiri.
Peningkatan lebih lanjut dalam ketegangan perdagangan dapat memberikan tekanan tambahan pada mata uang Asia. Rupiah Indonesia telah melemah 2,8 persen tahun ini dan bulan lalu jatuh ke level terendah sejak krisis keuangan Asia 1998.
Meskipun tarif ini "akan berdampak negatif secara keseluruhan terhadap investasi asing langsung di kawasan ASEAN, penting untuk menyoroti bahwa setiap negara memiliki pendorong ekonomi dan basis investor yang berbeda," kata Gary Tan, manajer portofolio di Allspring Global Investments di Singapura.
Sesuaikan Diri
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono mewanti-wanti pemerintah terkait dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat
Donald Trump menaikkan nilai tarif baru atas impor yang masuk ke AS. Dave menyebut kebijakan Trump bisa berdampak pada kondisi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dave awalnya menjelaskan terkait kebijakan nila tarif baru AS. Dia menyebut Trump memutuskan itu karena melihat adanya trade surplus dari penjualan barang negara-negara lain, termasuk Indonesia, ke AS.
"Untuk memahami perhitungan angka tarif ini, kita harus melihat background mengapa Pemerintah AS menerapkan tarif yang tinggi kepada seluruh trade partners mereka dari semua penjuru dunia. Presiden Trump melihat adalah trade surplus kepada Indonesia yang bernilai triliunan USD," kata Dave saat dihubungi, Kamis (3/4).
Dave menyebut, Indonesia harus bisa menyesuaikan diri dengan kebijakan Trump ini. Menurutnya, Indonesia harus memperbaiki supply chain hingga SDA agar bisa memberikan produk terbaik dengan harga terjangkau ke pasar dunia.
"Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan memperbaiki chain supply, bea cukai ekspor-impor, logistical cost, dan juga SDM serta pengelolaan SDA kita agar bisa tetap memberikan produk yang terbaik dengan harga yang terjangkau bagi semua pasar di dunia," ucapnya.
Menurutnya, jika Indonesia tidak merespons dengan baik perang dagang ini, akan berdampak pada perekonomian. Ia menilai, tarif baru AS ini bisa berdampak pada IHSG hingga nilai tukar rupiah.
"Tentu ini akan memicu macam-macam spekulasi yang juga berdampak kepada IHSG, nilai tukar rupiah, dan perkembangan makro Indonesia," jelasnya.
"Maka itu wajib bagi Pemerintah Indonesia melakukan kebijakan-kebijakan yang drastis agar tetap menaikkan kepercayaan pasar kepada Indonesia. Dan juga kita menggunakan semua avenue yang ada secara diplomatis agar dapat merenegosiasi kembali tarif tersebut," lanjutnya.(**)