Kotapinang (harianSIB.com)Kasus
pencurian TBS kelapa sawit milik warga
Desa Sabungan, Kecamatan
Sungaikanan, Kabupaten
Labuhanbatu Selatan (
Labusel) oleh
gembong ninja (pencuri) yang berujung pada pembakaran dua unit rumah terduga pelaku, pada Rabu (2/10/2024) lalu, masih belum tuntas.
Hingga kini, sejumlah pelaku masih bebas berkeliaran, sehingga membuat masyarakat ketakutan.
Merasa kesal, puluhan warga Desa Sabungan, Senin (9/12/2024) siang, berunjuk rasa di Polres Labusel menuntut penanganan serius kasus ninja sawit tersebut. Mereka meminta agar salah seorang otak pelaku dan empat rekannya yang masih bebas berkeliaran segera ditangkap.
Mereka juga menuntut agar sejumlah warga yang ditahan polisi terkait pembakaran rumah pelaku ninja dibebaskan. Karena warga menilai, pembakaran itu merupakan aksi spontan yang dipicu lambannya penanganan kasus oleh polisi dan brutalnya aksi para pelaku yang kerap meneror menggunakan senapan dan senjata tajam.
"Selama dua tahun masyarakat sangat dirugikan akibat aksi pencurian sawit beserta tindakan kekerasan. Warga yang lahan sawitnya pas-pasan tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga, terlebih menyekolahkan anak," kata Koordinator Aksi, Aroma Syahputra Hasibuan.
Seorang warga yang menjadi korban pencurian, H. Abdul Manan Siregar mengaku, masih trauma atas kejadian yang dialaminya, pada Rabu 2 Oktober dini hari lalu. Saat itu, kata dia, para pelaku mendatangi kebun kelapa sawitnya membawa senapan, tombak, tojok dan peralatan panen.
Dikatakannya, para pelaku tidak hanya mencuri TBS kelapa sawit, tapi juga menembaki orang-orang di kebun tersebut dengan senapan. Akibatnya, lengannya mengalami luka tembak dan terpaksa dirawat di rumah sakit.
"Pagi itu warga melapor ke Polsek Sungaikanan. Menurut Kapolsek pelaku sudah ditangkap. Tapi saat warga melintas di depan rumah pelaku, ternyata pelaku masih belum ditangkap. Inilah yang memicu pembakaran tersebut. Kami menuntut kinerja Polres Labusel. Sampai saat ini kami tidak nyaman dalam bertani. Ada sembilan pelaku, tapi yang ditangkap masih empat orang. Sementara yang lainnya masih berkeliaran," katanya.