Pemkab Deliserdang Bongkar 6 Gudang Tak Berizin di Desa Sampali Percut Seituan

Deliserdang (harianSIB.com)
Pemkab Deliserdang melalui tim gabungan membongkar 6 unit gudang yang tidak memiliki izin persetujuan bangunan gedung (PBG) di Gang Balai dan Gang Adat, Jalan H Anif, Desa Sampali Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Kamis (30/5/2024).

Eksekusi pembongkaran dilakukan setelah terlebih dahulu Satpol PP Deliserdang melayangkan Surat Peringatan (SP) kepada para pemilik bangunan termasuk warga yang bermukim di lokasi.

Informasi dikumpulkan gudang yang dibongkar yaitu gudang nomor 352, gudang bengkel nomor 98, gudang Edelweis Logistik, gudang pengangkutan Bunga Tanjung nomor 3, gudang bengkel nomor 5, dan gudang Sentosa Ban nomor 7.

Baca Juga:

• Frans Dante Ginting Desak BBPJN Segera Tertibkan Pencucian Truk di Sepanjang Jalan Jamin Ginting
• Pemkab Deliserdang Siapkan 30 Ekor Sapi Kurban Jelang Idul Adha 1446 H

Tim Gabungan terlebih dahulu melakukan apel sebelum melakukan pembongkaran di Percut Seituan, Kamis (30/5/2024).(Foto Dok/Satpol PP Deliserdang)

Tim itu terdiri dari Satpol PP Deliserdang 100 personel, Polrestabes Medan, Kodim 0201, Dinas Perkim Deliserdang, Dinas PMPTSP, Dinas SDABMBK, Dishub, Kecamatan Percut Seituan dan pihak desa.

Baca Juga:

• Pasca Putusan MA-RI, Anggota DPRD Deliserdang Sebut Pemkab Deliserdang Mau Serobot Lahan Al-Washliyah
• Bupati Deliserdang Motivasi Siswa SMAN 1 Lubukpakam Tekun Belajar Menuju Indonesia Emas

Kepala Satpol PP Deliserdang, Marjuki Hasibuan saat dikonfirmasi membenarkan timnya melakukan pembongkaran 6 unit gudang di Percut Seituan. Disebut sebelum melakukan pembongkaran terlebih dahulu menjalankan SOP.

"Semua SOP sudah kita lakukan sebelum pembongkaran. Sudah kita undang untuk hadir namun diindahkan. Lalu kita berikan surat peringatan satu, kedua dan ketiga juga tidak direspon," katanya.

Ia juga mengaku timnya di lapangan mendapat perlawanan dari masyarakat setempat. Hal itu dianggap biasa dan untuk mengatasinya dilakukan secara persuasif.

"Ia ada biasa itu ada emak-emak dan pemuda protes. Namun kita dapat menjelaskan secara persuasif hingga pembongkaran berjalan aman dan tertib," tutur Marjuki.(**)