Jumat, 02 Mei 2025
Renungan

Diberkati Menjadi Berkat

(Kejadian 12:1-9) Oleh Pdt Dr Pahala J Simanjuntak
Redaksi - Minggu, 05 Juli 2020 17:30 WIB
6.139 view
Diberkati Menjadi Berkat
Saudara yang dikasihi oleh Yesus Kristus, menurut saudara siapakah salah seorang tokoh Alkitab yang menjadi idola? Banyak orang yang memilih nama Abram (Abraham) termasuk saudara dan saya. Karena kita menganggap bahwa Abraham sebagai orang yang taat dan setia kepada Allah. Tetapi ada juga sedikit orang yang tidak setuju memilih nama Abraham ini karena dianggap sebagai manusia 'no comment' atau orang yang tidak kritis, mau-mau saja apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Kedua penilaian ini tentu tidak perlu diperdebatkan, malahan menumbuhkan pengalaman rohani kita.

Penulis Alkitab menempatkan nama Abraham sebagai tokoh Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menjadi figur yang dapat dicontoh di sepanjang zaman. Nama ini menjadi penting karena dia dianggap sebagai nenek moyang bangsa Israel. Allah menggantikan nama Abram menjadi Abraham, artinya bapa sejumlah besar bangsa (Kej. 17:5). Dia dikenal bukan hanya di kalangan agama Kristen tetapi nama ini juga dikenal bagi agama lain (agama Abrahamik). Dalam doa-doa orang Kristen sering menyebutkan nama Abraham: "Ya Tuhan Allah kami, Allahnya Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Demikianlah Abraham menjadi salah satu tokoh yang terkenal dalam Alkitab karena Allah memberkatinya.

Arti sebuah Panggilan
Ketokohan Abraham berawal dari kesediaan dan kesetiaannya terhadap panggilan Allah yang datang kepadanya yang dicatat dalam Kej. 12:1-9. Allah berfirman: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu (ay. 1)". Kesetiaan terhadap panggilan ini menjadi benang merah dalam kisah Abraham selanjutnya.

Dianggap sebagai bapa sejumlah bangsa. Ternyata, di balik panggilan Allah itu ada hal yang sangat penting yaitu Allah berjanji kepada Abraham. "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur,dan engkau akan menjadi berkat (ay. 2)."

Pertama, Abraham menjadi bangsa yang besar bukan karena dirinya sendiri tetapi karena Allah. Kedua, Allah adalah sumber berkat bagi Abraham dan bagi keturunannya. Baik dunia maupun manusia tidak dapat memberkati dirinya. Allah memberikan tanah kepada Abraham serta keturunannya menjadi banyak. Abraham memperoleh berkat jasmani dan rohani. Tetapi kekayaan jasmani melebihi kekayaan sorgawi. Karena kekayaan duniawi sifatnya hanya sementara saja. Dalam kitab kitab Injil Matius 16:26 Yesus berkata: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Ketiga, Abraham masyur bukan karena dirinya sendiri, tetapi karena Allah memasyurkannya dan menjadi bapak segala bangsa.

Atas janji itulah Abraham tidak menolak dan yakin bahwa janji itu akan digenapi Allah kepadanya. Lalu Abraham berangkat dengan isterinya dan Lot anak saudaranya (ay. 4). Sekalipun Abraham cukup alasan untuk menolak panggilan itu namun dia tidak memberi alasan. Dia tidak mengatakan: "Kemana aku pergi Tuhan? Tunggu dulu Tuhan, permisi kepada orangtuaku." Atau Abraham tidak mengatakan: "Aku lebih enak tinggal disini, 'stay at home.' Sebab aku tidak mau berpisah dengan sanak saudaraku dan tidak bersedia meninggalkan kampung halamanku." Abraham tidak mau berdalih sedikitpun terhadap panggilan Allah. Sebab Abraham lebih mengutamakan iman daripada logikanya.

Indah pada waktunya
Demikianlah kalau sudah Allah yang merencanakan dan bertindak siapapun tidak dapat menghalanginya. Sebab Allah mau merencanakan sesuatu yang indah bagi Abraham. Inilah kebaikan Allah yang selalu merencanakan yang terbaik kepada umat-Nya.

Allah menepati janji-Nya yang sungguh indah dan tepat pada waktunya. Allah tidak pernah berbohong, tidak ingkar janji kepada siapapun yang percaya kepada-Nya. Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu (ay.7)."

Saudara yang dikasihi oleh Yesus Kristus, Allah memanggil orang percaya untuk datang kepada-Nya, sama seperti panggilan kepada Abraham. Panggilan Abraham ini bukan hanya kepada orang-orang tertentu (eksklusif) tetapi terbuka bagi setiap orang (inklusif).

Namun terkadang kita tidak mengerti dan bahkan mengelak panggilan Allah itu. Panggilan Allah adalah panggilan untuk memperoleh berkat yang dijanjikan-Nya. Maka setiap orang harus mengetahui bahwa dirinya dipanggil Allah. Allah mau merencanakan sesuatu yang baik kepada kita, saat ini belum kita mengerti tetapi jawabannya kemudian. Allah mau memakai dan merobah kehidupan kita dari hidup lama menjadi hidup baru.

Itu sebabnya, Abraham merespon janji Allah itu dengan mendirikan sebuah mezbah bagi Tuhan: "Maka didirikannya di situ mezbah bagi Tuhan yang telah menampakkan diri kepadanya (ay. 7.a-8)." Abraham mengucap syukur atas janji dan kebaikan Allah. Mezbah yang dimaksud adalah untuk menyembah Tuhan, memuji, merespon jaminan kehidupan yang diberikan oleh Allah. Kemah yang didirikan menjadi rumah doa dan persekutuan dengan Allah.

Sama seperti orang Kristen di Indonesia di masa pandemi Covid-19 ini telah membangun kemah atau mezbah bagi Allah melalui persekutuan dan ibadah minggu di rumah masing-masing. Dimana rumah kita menjadi tempat kehadiran Allah dan merayakan janji setia Allah. Sebab janji Allah seperti fajar pagi hari dan tiada pernah terlambat bersinar. Cinta Allah seperti sungai mengalir, dan betapa dalam kasih-Nya. Mari bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada kita dalam setiap kesempatan. Kemudian membangun mezbah bagi kemuliaan nama Allah. Tetapi yang utama hati kita dan hidup kita menjadi mezbah bagi Tuhan. Tempat dimana Allah bisa hadir dan memberkati kita.

Yesus Kristus janji Allah yang terbesar
Kita hidup oleh karena janji Tuhan. Lalu janji Tuhan yang terutama dan terbesar kepada kita ialah Yesus Kristus menjadi Juruselamat bagi kita dan pengharapan bagi semua bangsa (Rom. 15:7-13). Olehnya kita beroleh kasih karunia dari Allah sumber berkat itu.

Ketika manusia pertama jatuh ke dalam dosa manusia menjadi jauh dari Allah (transenden) dan berada dalam hukuman Allah (bnd. Kej.3). Tetapi melalui Yesus Kristus Anak Allah, Dia menjembatani kita kepada kasih Allah sehingga kita menjadi dekat (imanen- Imanuel) dengan Allah. Sejatinya manusia memperoleh pengampunan dosa dan perdamaian (rekonsiliasi) dari Allah (Rom. 6:5-11). Itulah janji Allah kepada manusia di sepanjang zaman. Di dalam Injil Yohanes, Yesus mengatakan kepada para murid bahwa Ia akan mengirim Roh Kudus sebagai Penolong bagi mereka (Yoh. 14:16-17). Janji itu ditepati-Nya dan menyertai orang percaya di seluruh dunia.

Panggilan yang datang kepada Abraham menjadi panggilan kepada kita. Yakni kita memperoleh berkat dan menjadi berkat. Kalau kita sudah menerima berkat dari Allah maka kita juga haruslah menjadi berkat bagi orang lain. Maka tepatlah topik Minggu ini: "Diberkati menjadi berkat." Atau menjadi berkat bagi dunia. Dunia yang dimaksud adalah tempat dimana kita berada, sekitar kita, keluarga kita serta bangsa dan negara kita. Amin. (d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru