Selasa, 30 April 2024

Iran vs Israel Memanas, Prancis hingga Inggris Terbitkan Travel Warning

Kemlu RI Terus Pantau Situasi 376 WNI
Redaksi - Minggu, 14 April 2024 08:42 WIB
Iran vs Israel Memanas, Prancis hingga Inggris Terbitkan Travel Warning
(AFP/Louia Beshara)
Serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus 
Jakarta (SIB)
Sejumlah negara memperingatkan warganya agar tidak berpergian ke Israel, Palestina dan Iran. Peringatan ini dikeluarkan mengingat situasi yang memanas antara Iran dan Israel.
Dilansir Al-Jazeera, Sabtu (13/4) negara-negara yang mengeluarkan peringatan ini termasuk Perancis, India, Rusia, Polandia dan Inggris.
Sebagaimana diketahui, Iran telah mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Israel atas serangan di Damaskus, Suriah pada tanggal 1 April lalu. Serangan ini menewaskan tujuh orang termasuk anggota Korps Garda Revolusi Islam dan dua jenderal.
Kementerian Eropa dan Luar Negeri Perancis pada hari Jumat (12/4) menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Iran, Lebanon, Israel dan wilayah Palestina.
Dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X, kementerian tersebut menambahkan bahwa kerabat diplomat yang berbasis di Iran akan kembali ke Prancis dan pegawai negeri Prancis kini dilarang melakukan misi apa pun di negara dan wilayah tersebut.
Inggris juga meminta warganya untuk menghindari semua perjalanan kecuali perjalanan penting ke Israel dan Palestina karena 'kemungkinan serangan terhadap wilayah Israel dari Iran'.
Dalam pernyataan terbarunya, Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris memperingatkan agar warga tak pergi ke Israel utara, Jalur Gaza, daerah dekat Gaza dan Tepi Barat yang diduduki - kecuali Yerusalem Timur yang diduduki dan Rute 1 antara Yerusalem dan Tel Aviv.
Rusia juga menyarankan warganya untuk 'menahan diri untuk bepergian ke wilayah tersebut', dengan menekankan risiko keamanan di Israel, Lebanon, dan Palestina.
Kementerian Luar Negeri Polandia juga menyarankan agar tidak melakukan perjalanan ke Israel, Palestina, dan Lebanon.
"Tidak dapat dikesampingkan bahwa akan terjadi peningkatan operasi militer secara tiba-tiba, yang akan menyebabkan kesulitan besar bagi mereka yang meninggalkan ketiga negara tersebut," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, pernyataan India mencakup Iran dan Israel. India menyerukan warga India untuk tidak pergi ke kedua negara tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut mengingat 'situasi yang berlaku di wilayah tersebut'.
Sementara itu Jerman memperingatkan warganya untuk meninggalkan Iran secara khusus. Pemerintah Jerman mengatakan bahwa meningkatnya ketegangan dapat mempengaruhi rute keluar.



Bisa Lebih Cepat
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut serangan Iran ke Israel bisa lebih cepat. Biden berkomitmen untuk membela Israel jika Iran menyerang negara itu.
Dilansir The Guardian dan BBC Sabtu (13/4), Biden memperkirakan bahwa serangan Iran ke Israel bisa lebih cepat.
"(Serangan Iran) bisa lebih cepat dari yang dinanti" kata Biden.
Biden juga sudah meminta Iran untuk 'jangan' melakukan serangan.
Jika Iran tetap menyerang, maka AS akan membela Israel. Biden yakin Iran akan gagal.
"Kami berkomitmen untuk membela Israel. Kami akan mendukung Israel. Kami akan membantu membela Israel dan Iran tidak akan berhasil," kata Biden kepada wartawan, Jumat (12/4).
Sebelumnya juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby juga memperingatkan bahwa ancaman serangan signifikan Iran terhadap Israel.
Komentar Gedung Putih ini muncul ketika beberapa negara, termasuk India, Perancis, Polandia dan Rusia, memperingatkan warga negaranya agar tidak melakukan perjalanan ke wilayah tersebut.
Rencana serangan Iran ini dilaporkan oleh seorang pejabat Amerika Serikat (AS). Berdasarkan informasi intelijen, pejabat itu berbicara kepada Wall Street Journal pada Jumat (12/4) bahwa balasan Iran 'mungkin terjadi di wilayah Israel' dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Namun, laporan yang sama juga melaporkan seseorang yang diberi pengarahan oleh pimpinan Iran mengatakan bahwa belum ada keputusan akhir yang diambil oleh Teheran.


Baca Juga:


Terus Pantau
Menyikapi ketegangan antara Israel dan Iran, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha memastikan pihaknya bersama KBRI Teheran dan perwakilan RI di Timur Tengah terus memonitor situasi di kawasan tersebut.
"Sesuai SOP, setiap perwakilan RI wajib memiliki rencana kontingensi untuk antisipasi situasi kedaruratan bagi perlindungan WNI," kata Judha dalam keterangannya, Sabtu (13/4).
Ia menyebut saat ini jumlah WNI di Iran tercatat sebanyak 376 orang. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar atau mahasiswa dan bertempat tinggal di Kota Qom.
"Jumlah WNI di Iran sebanyak 376 orang dan mayoritas adalah pelajar/mahasiswa yang bertempat tinggal di Kota Qom," ujarnya.
"Kemlu bersama KBRI Teheran dan perwakilan RI di Timur Tengah terus memonitor situasi di kawasan," imbuhnya. (**)


Baca Juga:


Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
TNI AU Jalin Kerja Sama di Bidang Pertahanan dengan Militer Prancis
Prabowo Terima Eks PM Inggris Tony Blair di Kemhan, Dapat Ucapan Selamat
Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Carbon Storage-Alur Logistik di IKN
Dinilai Rusak Gaya Pemakai Adidas Samba, PM Inggris Minta Maaf
Polisi Tembak Pelaku Curas Terhadap Turis Asal Prancis
Houthi: 37 Orang Tewas di Yaman Akibat 424 Serangan AS-Inggris
komentar
beritaTerbaru