Minggu, 28 April 2024

Kabareskrim Koordinasi dengan Densus 88 Buru Dito Mahendra

Redaksi - Sabtu, 01 Juli 2023 09:28 WIB
Kabareskrim Koordinasi dengan Densus 88 Buru Dito Mahendra
(Dok. detikcom)
Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto. 
Jakarta (SIB)
Bareskrim Polri hingga saat ini terus mencari keberadaan tersangka kasus kepemilikan senjata api (senpi) ilegal Mahendra Dito Sampurna alias Dito Mahendra. Bareskrim Polri bahkan berkoordinasi dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri untuk mencari Dito.
"(Dito) masih dicari, kita sudah minta tolong sama Kadensus juga belum dapat," kata Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/6).
Agus lantas meminta doa dan dukungan kepada masyarakat agar bisa segera menangkap dan memproses perkara itu secepatnya.
"Mohon doa restu nggih mudah-mudahan segera (ditangkap)," ucapnya.


Tak Berizin
Dito Mahendra telah ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan senjata api ilegal. Sebagian dari senjata yang ditemukan di rumah Dito Mahendra statusnya tidak berizin atau ilegal. Berikut ini rincian 9 jenis senjata api yang tidak berizin tersebut:
1. 1 pucuk Pistol Glock 17,
2. 1 pucuk Revolver S&W,
3. 1 pucuk Pistol Glock 19 Zev,
4. 1 pucuk Pistol Angstatd Arms,
5. 1 pucuk Senapan Noveske Refleworks,
6. 1 pucuk Senapan AK 101,
7. 1 pucuk senapan Heckler & Koch G 36,
8. 1 pucuk Pistol Heckler & Koch MP 5,
9. 1 pucuk senapan angin Walther.


Hukuman Mati
Dito Mahendra dijerat Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. Polisi menilai Dito tak memiliki bukti legal soal kepemilikan senjata apinya.
"Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, Senin (17/4).
Djuhandhani pun menjelaskan isi pasal tersebut. Terkait ancaman hukuman, Djuhandhani menyebut sesuai aturan yang berlaku.
Berikut bunyi Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951:


Baca Juga:
Pasal 1.
(1) Barang siapa, yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua-puluh tahun.
"Kalau untuk ancaman hukuman, sesuai yang diamanatkan undang-undang. Dan untuk penuntutan sendiri nantinya ranah kejaksaan," ucap Djuhandhani. (detikcom/c)



Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Polri: Teroris Jaringan JI Terlibat Latihan Paramiliter di Poso
Densus 88 Tangkap 8 Teroris Jamaah Islamiyah Poso
Bareskrim Usut Laporan Pemobil Ditabrak Sopir Fortuner Ngaku ‘Adik Jenderal’
Bareskrim Ungkap Modus Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta via Pesawat
Bareskrim Tetapkan 2 Tersangka TPPO Ferienjob ke Jerman Jadi DPO
Kabareskrim: Polisi Harus Adaptif agar Bisa Prediksi Kejahatan di Era AI
komentar
beritaTerbaru