Minggu, 28 April 2024

PBB: Kelaparan Meluas di Gaza, Banyak Warga Mengungsi

* Israel Tawarkan Gencatan Senjata, Hamas Menolak
Redaksi - Jumat, 22 Desember 2023 08:45 WIB
PBB: Kelaparan Meluas di Gaza, Banyak Warga Mengungsi
(Foto: AP)
CARI TEMPAT PERLINDUNGAN: Seorang ibu yang menggendong anaknya berlari panik mencari tempat perlindungan saat militer Israel melancarkan serangan di Jabalia utara, Jalur Gaza, Rabu (20/12). 
Tel Aviv (SIB)
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan kondisi Gaza harus membaik agar operasi kemanusiaan skala besar bisa dilakukan.
Di Gaza, kelaparan semakin meluas, ditambah banyaknya warga yang mengungsi. Israel terus membombardir Gaza, dengan serangan terbaru yang menghantam dekat rumah sakit di Rafah dan di kamp pengungsi Jabalia utara.
Meningkatnya kekhawatiran juga terjadi karena tentara Israel menekan lebih jauh ke Khan Younis. Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (21/12), perintah militer Israel untuk mengevakuasi wilayah yang meliputi sekira 20 persen wilayah tengah dan selatan Khan Younis telah memicu ketakutan di kalangan warga sipil di selatan akan perluasan lebih lanjut operasi militer Israel.
“Sejumlah besar orang akan terkena dampak perintah ini dan akhirnya menjadi pengungsi,” kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Khan Younis. “Bagian tengah atau Khan Younis adalah jantung kota dengan fasilitas umum utama, termasuk bagian dari pusat operasi Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit Nasser, rumah sakit lapangan Yordania dan sebagian besar bangunan tempat tinggalnya,” tambahnya.
Sementara itu, pemerintah Israel dilaporkan telah menawarkan perjanjian gencatan senjata kepada Hamas, yang akan berlangsung selama satu minggu di Jalur Gaza. Ini sebagai bagian dari perjanjian baru yang bertujuan untuk membebaskan lebih dari 30 sandera yang ditahan oleh kelompok tersebut.
Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (21/12), situs berita Axios yang mengutip para pejabat Israel, melaporkan bahwa usulan tersebut disampaikan melalui mediator Qatar. Ini merupakan tawaran pertama sejak tumbangnya perjanjian bulan lalu.
Pada hari Selasa, Presiden Israel Isaac Herzog mengumumkan bahwa Israel bersiap untuk jeda kemanusiaan kedua dalam pertempuran dengan Hamas, dengan imbalan pembebasan lebih banyak sandera yang ditahan di Gaza, demikian Times of Israel melaporkan.
"Para pejabat Israel mengatakan usulan tersebut menunjukkan Israel bertekad untuk meluncurkan kembali perundingan serius untuk pembebasan lebih banyak sandera, meskipun Hamas telah mengatakan bahwa mereka tidak akan melanjutkan perundingan selama pertempuran terus berlanjut," lapor Axios.
Laporan tersebut merinci pertemuan di Warsawa antara Direktur CIA Bill Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman, dan David Barnea, kepala agen mata-mata Israel Mossad, untuk membahas potensi kesepakatan.
Usulan Israel tersebut mencakup: pembebasan para perempuan yang masih disandera Hamas, laki-laki berusia di atas 60 tahun, dan sandera lain yang sakit atau terluka parah dan membutuhkan perawatan medis segera. "Sebagai bagian dari proposal tersebut, Israel mengatakan akan menyetujui gencatan senjata sementara sedikitnya selama satu minggu,” kata laporan Axio.
“Israel juga menyatakan kemungkinan akan membebaskan tahanan Palestina yang dihukum karena serangan yang lebih serius terhadap Israel dibandingkan mereka yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Para pejabat Israel mengatakan ada puluhan tahanan Palestina yang sudah tua atau sakit, dan mereka bisa dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan kemanusiaan," tambah laporan Axios.
Dalam pertemuan di Warsawa, Perdana Menteri Qatar menyampaikan posisi Hamas bahwa Israel harus menghentikan serangannya sebelum negosiasi penyanderaan dapat dimulai. Barnea menjawab: "Jika Hamas ingin perang dihentikan, mereka harus meletakkan senjatanya dan menyerahkan para pemimpinnya di Gaza yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang."



Tolak Tawaran Israel
Sementara itu, satu laporan oleh Wall Street Journal yang mengutip para pejabat Mesir mengatakan Hamas telah menolak tawaran Israel untuk menghentikan pertempuran selama satu minggu dengan imbalan pembebasan puluhan tawanan. Hamas tidak akan membahas pembebasan apa pun sampai gencatan senjata pertama kali dilakukan.
Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, mengatakan kepada pejabat intelijen di Kairo selama kunjungannya bahwa dia berada di ibu kota Mesir untuk mendapatkan gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan tambahan untuk Gaza, kata para pejabat.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, pejabat Hamas Ghazi Hamad mengatakan bahwa prioritas kelompok itu adalah menghentikan perang. “Visi kami sangat jelas: Kami ingin menghentikan agresi,” katanya. “Apa yang terjadi di lapangan adalah bencana besar,” tambah Hamad, merujuk pada penghancuran massal dan pembunuhan massal yang disebabkan serangan Israel di Gaza.
Anggota biro politik Hamas mengatakan beberapa orang menginginkan jeda singkat dalam pertempuran selama beberapa hari atau minggu, namun menambahkan bahwa kelompok tersebut tidak akan menyetujui hal tersebut.
“Israel akan mengambil alih peran para sandera dan setelah itu mereka akan memulai babak baru pembunuhan massal dan pembantaian terhadap rakyat kami. Kami tidak akan memainkan permainan ini,” katanya. (**)


Baca Juga:


Baca Juga:
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Butuh 14 Tahun Bersihkan Puing Sisa Serangan Israel
Minta Maaf Tolak Israel di Piala Dunia U-20, Mantan Gubernur Bali : Posisi Saya Sulit
Pemerintah Diminta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel bagi Ekonomi RI
Menkeu Siapkan Strategi Jaga Rupiah di Tengah Konflik Iran-Israel
Tentara Israel-Pejuang Palestina Bentrok di Kamp Nur Shams, 5 Tewas
Menteri ESDM Tegaskan Pasokan Migas Aman di Tengah Konflik Iran-Israel
komentar
beritaTerbaru