Tarida Hutauruk Wafat, Yunita Manurung Berduka


224 view
Tarida Hutauruk Wafat, Yunita Manurung Berduka
(Foto: Tangkapan Layar Instagram /Facebook)
Duka Artis: Sebagian artis lintas angkatan menyampaikan duka di sisi jasad Tarida Hutauruk yang wafat Kamis (19/1) di Jakarta pada usia 71 tahun, termasuk (bawah) Yunita Manurung yangberduka atas kematian suaminya Edward Sitorus pada 27 Mei 2022 
Jakarta (SIB)
Tarida Hutauruk, Kamis (19/1) wafat di Jakarta pada usia 71 tahun. Kepergian perempuan personel Hutauruk Sisters (bersama Rugun Hutauruk dan Bornok Hutauruk) ditangisi sesama artis lintas angkatan.
Titiek Hamzah di akun pribadinya mengabarkan kematian wanita yang bernyanyi di nada tinggi tersebut. Erick Sihotang merasakan hal serupa. Yunita Manurung mengutarakan luka hatinya.
Di akunnya, artis Medan yang meansional sebab berhasil melahirkan penyanyi-penyanyi it mengucapkan duka. Curahan hatinya tersebut adalah yang pertama setelah kematian suaminya Edwar Sitorus pada 27 Mei 2022.
Akun sang bintang yang fokus pada pemuliaan-Nya tersebut berisi kenangannya pada sang suami. “Tenanglah dalam terangnya kasih Tuhan, Pi,” tulis Yunita Manurung untuk orang yang paling dicintainya tersebut.
Khusus untuk Tarida Hutauruk, Yunira Manurung punya kesan mendalam. Mulai dari menyukai lagu-lagunya hingga mengagumi prestasi sang musisi.


Saat jenazah disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, puluhan artis melayat dan berkidung di sisi jasad perempuan kelahiran 1 Agustus 1951 tersebut.
Mulai Rita Butarbutar, Herti Sitorus, Nainggolan Sister, Rnb Trio, Reny Siregar, Netty Sihotang Tina Nababan - Silaen, Ronnie Sianturi, Edwin Manansang, Vico Amigos, Tika Bisono, Mona Sitompul hingga Tigor Panjaitan sampai Victor Hutabarat. Tidak jarang pula Bornok dan Berlian Hutauruk ikut bernyanyi. Seperti ketika melantunkan “One Day at a Tim” dengan nada tinggi.
Tarida mahir memainkan piano dan organ sejak berumur 9 tahun yang dituntun orangtuanya. Selain unggul dalam suara, ia kerap mengahrumkan nama Indonesia ke kancah internasional.
Lagu “Runtuhnya Keangkuhan” memenangi Festival Lagu Pop Nasional 1979 dan mewakli Indonesia. Saat serupa, “Setelah Kutahu” ditetapkan sebagai jura III di festival serupa. “Dirimu Satu” menjadi lagu terbaik ASEAN dan hits dari sisi komersial.
Selain para artis, pejabat pun ramai. Seperti Prof Payaman Simanjuntak, Dr P Irianto Simbolon, M Bakara dan Parlis Sinaga.
“Trims Kak Tarida Hutauruk sudah membimbingku... koreksi terakhir menciptakan Lagu Mars Hyme IIP OJK yg saya ciptakan,” tulis Agustine Tambunan Marbun.
Jasadnya dimakamkan Sabtu (21/1) didahului ibadah pelepasan diriingi suara merdu puluhan artis. (Facebook /R10/a)




Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com