Nama Orang Karo Banyak Unik dan Lucu, Ini Alasannya


11.860 view
Nama Orang Karo Banyak Unik dan Lucu, Ini Alasannya
foto: Sipayo.com
Tarian Suku Karo

Suku Karo merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah Sumatera Utara dan sebagian Aceh meliputi Kabupaten Karo, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Deli Serdang.

Suku ini merupakan salah satu suku terbesar di Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten karo.

Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau Cakap Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.

Suku Karo merupakan suku asli pertama Kota Medan karena Kota Medan didirikan oleh seorang putra Karo yang bernama Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Suku Karo pada mulanya tinggal di dataran tinggi Karo yakni Brastagi dan Kabanjahe.

Dalam Adat Suku Karo terdapat lima merga yakni Ginting, Karokaro, Sembiring, Tarigan dan Peranginangin (Bangun). Sehingga setiap orang Karo, baik pria dan wanita diwajibkan di belakang namanya harus ada merganya, tetapi kalau dia wanita sebelum merga harus ada kata beru "Br" contoh "Cantik Br Tarigan".

Nama-nama orang Karo tempo dulu bahkan sekarang masih banyak ditemui unik dan lucu, seperti Nasib Sembiring, Untung Bangun, Hasil Bangun, Meja Ginting, Maklum Ginting, Korsi Ginting, Benar Tarigan, Aksi Tarigan, Batu Tarigan, Dingin Tarigan, Nada Ginting, Rezeki Bangun, Kapsul Tarigan, Bengkel Ginting, Salah Karokaro, Pukul Tarigan, Abdi Tarigan, Telah Bangun, Sopan Gurusinga, Beres Ginting, Menang Ginting dan masih banyak lagi.

Saat membaca tulisan ini, Anda pasti tertawa terbahak bahak karena lucunya nama nama di atas. Dan nama itu memang benar-benar ada.

Sebenarnya apa yang mendasari pemberian nama itu sehingga begitu ringkas dan seolah-olah “asal” saja, adalah karena pemahaman orang-orang Karo terdahulu bahwa semua benda itu mempunyai roh.

Meja itu punya roh, kursi itu punya roh, bahkan apapun yang saat itu diingat oleh sang ayah dan ibu adalah karena roh juga. Misalnya saat mau memberi nama anaknya, dia teringat akan kata Jatuh, maka segera akan memberi nama anaknya Jatuh. Karena pada saat itu dia berfikir roh si meja, roh si kursi, roh si batu akan menjadi pendamping dan penolong anaknya sepanjang hidupnya.

Semua benda punya roh, atau semua benda dan zat punya hidup, adalah kepercayaan para filsuf Yunani Kuno yang beraliran Hylozoisme (Hylozoismà Hyle adalah benda atau zat, zoa adalah hidup). Kami tidak ingin mengatakan bahwa Orang Karo beraliran filsafat Hylozoisme, atau keturunan Yunani. Tapi sebenarnya ada kecerdasan berbudaya di balik pemberian nama yang lucu-lucu itu. (correcto.id/d)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Hariansib edisi cetak
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com