Pematangsiantar (SIB)
Wali Kota Pematangsiantar, dr Susanti Dewayani SpA meminta kader Posyandu berperan menurunkan angka stunting di Kota Pematangsiantar.
Hal tersebut disampaikan Susanti saat membuka pelatihan kader Posyandu di Convention Hall Siantar Hotel, Senin (21/11).
Susanti meyakini bahwa, kegiatan yang dilaksanakan oleh TP PKK dan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kota Pematangsiantar akan memperkuat komitmen dan sinergitas bersama sebagai upaya percepatan penurunan stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Susanti menyampaikan, berdasarkan data, ada 15 persen anak mengalami masalah gizi buruk di Pematangsiantar, meskipun masih di bawah rata-rata angka stunting nasional tahun 2021, yaitu 24,4 persen, dan angka rata-rata stunting Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sebesar 25,8 persen. Namun, angka stunting di Kota Pematangsiantar tetap harus bisa diturunkan.
Akan tetapi, upaya penurunan angka stunting bukan hanya tugas pemerintah, melainkan semua pihak, khususnya peran orang tua.
Posyandu memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat dan program nasional konvergensi stunting.
Sesuai dengan tujuan dibentuknya Posyandu yang merupakan garda utama layanan dasar kesehatan adalah untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak.
Maka, sasaran Posyandu bukan hanya pada balita, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.
"Posyandu dinilai memiliki kontribusi besar dalam upaya penanganan stunting. Dengan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita melalui pengisian kurva Kartu Menuju Sehat (KMS), Balita yang mengalami permasalahan tumbuh kembang, dapat dideteksi sedini mungkin, sehingga tidak sampai terjadi stunting," katanya.
Susanti berharap, kader Posyandu yang mengikuti pelatihan mampu berkomitmen untuk terus berkoordinasi dan kooperatif dengan seluruh stakeholder, sehingga konvergensi intervensi terhadap sasaran prioritas dapat berlangsung secara efektif. (D8/a)