Jakarta (SIB)
Umrah bagi jemaah internasional atau dari luar Arab Saudi akan dimulai pada 1 November 2020 setelah terhenti sejak 7 bulan lalu karena pandemi corona.
Nantinya, Kementerian Kesehatan Arab Saudi akan mengeluarkan daftar negara mana saja yang diizinkan mengirimkan jemaahnya untuk melaksanakan umrah di Masjidil Haram, Makkah.
Daftar negara ini disesuaikan dengan situasi pandemi corona di negara tersebut. Jika di negara itu situasi pandemi corona terkendali, maka kans mendapat izin umrah bagi warga negaranya akan lebih besar.
“Umrah internasional akan dilakukan negara per negara tergantung pada situasi pandemi,†tulis Haramain Sharifain, Senin (28/9) mengutip keterangan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Saleh Benten dalam sebuah wawancara di televisi.
Jumlah jemaah umrah dari luar negeri tentunya tidak banyak. Pada fase III yang dimulai pada 1 November, Masjidil Haram hanya akan menampung 20 ribu jemaah umrah per hari dan 60 ribu jemaah salat per hari.
“Keputusan akhir per negara akan dibuat oleh Kementerian Kesehatan setelah mengeluarkan beberapa persyaratan dan menentukan negara bebas risiko dalam beberapa minggu mendatang,†ungkap Benten seperti dikutip dari Haramain Info.
Selain itu, Kementerian Umrah dan Haji akan mengaktifkan jalur khusus untuk umrah dan haji internasional. Kementerian juga sedang berupaya menghilangkan kantor fisik dan memungkinkan pendaftaran umrah dan haji melalui aplikasi resmi pemerintah.
Menunggu daftar negara dari Kemenkes Saudi ini juga tengah dilakukan oleh Kemenag RI. Sembari menunggu keputusan Kemenkes Saudi, Kemenag menyusun regulasi menyangkut aspek kesehatan dan keselamatan jemaah.
Kemenag Prioritaskan
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar Ali berjanji untuk memprioritaskan calon jemaah Umroh yang gagal berangkat akibat pandemi Corona.
"Pasti prioritas utama adalah 34 ribu jemaah yang tertunda berkat moratorium karena Covid-19 ini akan menjadi prioritas pertama," ujar Nizar di kompleks parlemen pada Rabu (23/9).
Untuk sementara, kata Nizar, Kemenag masih menutup sistem pendaftaraan umroh. Menurutnya, pendaftaran umroh akan kembali dibuka usai memberangkatkan 34.000 calon jemaah yang belum sempat menunaikan ibadah umroh tersebut.
"Makanya kita menutup sistem kita tidak boleh ada pendaftaran umroh sebelum ada kejelasan. Nanti kita buka lagi sambil memberangkatkan jemaah yang tertunda tadi. 34 ribu jemaah," kata Nizar.
Sebelumnya, Nizar Ali menerima informasi mengenai kabar dibukanya kembali perjalanan umroh baru.
Nizar mengatakan pembukaan kembali perjalanan umroh akan dilakukan dalam 3 tahapan. Tahapan pertama, pada 4 Oktober 2020 Kerajaan Arab Saudi hanya mengizinan warga negara Arab Saudi dan ekspatriat untuk melakukan perjalanan Oktober 2020. Kapasitasnya pun akan dibatasi maksimal 30 persen.
Kemudian, tahap kedua perjalanan umroh akan dibuka sejak 18 Oktober 2020. Kapasitas jemaah akan dinaikkan menjadi 75 persen.
Tahap yang ketiga, sudah mulai menampung dari negara lain yakni mengizinkan ibadah umrah dan salat bagi luar warga negara Saudi, mukimin dan orang dari luar negeri Saudi per 1 November 2020," tutur Nizar di dalam rapat bersama Komisi VIII DPR.
Sementara, tahap ketiga Kerajaan Arab Saudi akan membuka perjalanan umroh bagi warga negara asing pada awal November. Layanan ini akan dibuka pada 1 November 2020 mendatang. (detikcom/kumparan/f)