Saudara-saudara terkasih di mana pun berada, untuk menuntun iman kita dan untuk menambah pengenalan kita terhadap Allah Tritunggal, dalam tahun gerejawi yang kita ikuti disediakan bagi kita satu Minggu Trinitatis dan 23 Minggu Setelah Trinitatis. Minggu Trinitatis kali ini hendak mengajak kita untuk melihat dan mensyukuri kemuliaan Allah di antara ciptaan-Nya. Mengapa hal ini penting? Karena semakin hari semakin sulit saja bagi kita untuk melihat kemuliaan Allah di antara ciptaan-Nya. Ciptaan itu dirusak manusia. Akibat perusakan itu, bencana demi bencana silih berganti datang menghampiri di sekitar kita.
Sesungguhnya kemuliaan Allah tampak dari ciptaan-Nya, sebab segalanya diciptakan Allah dengan baik (Kej. 1:1-31). Itu sebabnya Pemazmur mempersaksikan: "Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan (Mzm. 8:1). Namun, sebagian besar dari ciptaan itu kini rusak akibat ulah manusia. Cobalah pergi ke Danau Toba yang tersohor itu, ciptaan yang maha-dahsyat itu. Jauh sebelumnya, ketika kita melihatnya tak pernah kita gagal melihat kemuliaan Allah di sana. Tapi kini, airnya sudah sangat kotor dan tak bisa lagi diminum. Hutan di sekelilingnya sudah habis, berganti pohon-pohon eukaliptus untuk kebutuhan pabrik kayu dan kertas. Semakin sulit melihat kemuliaan Allah di sana.
Itu sebabnya firman hari ini menjadi pengingat yang sangat penting bagi kita, laki-laki dan perempuan, anak-anak, pemuda dan orang dewasa hendaknya menyadari bahwa kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, diberkati, dan disuruh beranak cucu dan mengisi bumi, dan diberi mandat mengurusi ciptaan lainnya (ayat 28). Hal itu mengartikan bahwa kemuliaan Tuhan tergambar, tersirat dan tersurat pada semua ciptaan Tuhan. Begitupun hal ini perlu kita sadari bahwa ini bukan keistimewaan yang membuat kita bisa sesuka hati di bumi, tetapi menuntut sebuah tanggung jawab untuk mempertahankan nilai ciptaan yang baik itu. Perintah menguasai di dalam teks ini bukanlah izin dari Tuhan untuk menguasai dan mengeksploitasi alam semau dan sesuka hati kita, tetapi sebuah
perintah untuk menjaga dan memelihara ciptaan. Itu sebabnya pada ayat 31, setelah manusia diciptakan, firman Tuhan berkata: "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik." Maka kehadiran manusia seharusnya menjadikan segala sesuatunya justru harus menjadi lebih baik, bukan sebaliknya.
Saudara-saudara sekalian, marilah kembali kepada tugas kita sejak mulanya, yaitu membuat segalanya menjadi lebih baik. Marilah menjaga dan memelihara ciptaan Tuhan, agar dari sana pun kemuliaan Tuhan sinar-Nya terpancar. Begitu juga di masa pandemi ini. Menurut peneliti virologi di Jerman, salah satu cara untuk memutus penyebaran Covid-19 ialah jika kita sering berada di dekat tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah kita. Untuk memperkuat daya tahan tubuh kita di masa pandemi ini kita juga membutuhkan bahan-bahan makanan yang berasal dari alam sekitar kita. Selain itu, segala keperluan yang dibutuhkan untuk menemukan vaksin Covid-19 juga berasal dari alam. Ini semua kiranya menyadarkan kita kembali akan tugas kita sebagai manusia, yaitu untuk menjaga dan memelihara ciptaan Tuhan. Dari sanalah kemuliaan Tuhan terpancar, dan "Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!" (Mzm. 150:6). Amin. (p)