Rabu, 30 April 2025

Luhut: Bisnis CCS Bisa Jadi Sumber Duit RI di Masa Depan

Donna Hutagalung - Jumat, 07 Juni 2024 10:14 WIB
365 view
Luhut: Bisnis CCS Bisa Jadi Sumber Duit RI di Masa Depan
(Foto: Dok/CNBC)
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan saat mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Rabu (5/6/2024).
Jakarta (harianSIB.com)
Indonesia memiliki potensi 450-700 Giga Ton penangakapan dan penyimpanan emisi karbon. Sehingga bisnis penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) bisa menjadi potensi bisnis baru di Indonesia dan menjadi sumber penerimaan negara di masa depan.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip dari CNBC Indonesia.

"Kita miliki CCS yang bisa sampai 450-700 Giga Ton, angka sangat besar. Kita akan sangat kuat karena tidak akan zero emission tanpa CCS ini, karena harus inject ke perut bumi dan itu kita punya dan bisnis besar," katanya saat Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Rabu (5/6/2024).

Baca Juga:

Adapun potensi bisnis CCS ini menurutnya bisa berdampak pada masuknya investasi sektor petrokimia ke Tanah Air. Pasalnya, bisnis petrokimia akan membutuhkan tempat penyimpanan karbon.

"Dan saya pikir petrochemical dunia akan minta inject dan kita sudah minta sekarang dan kita tawarkan kenapa gak bangun petrochemical di Indonesia, seperti di Kaltim, di situ banyak depleted reservoir atau saline acquivier itu mereka akan kita tarik pipa dari North Kalimantaun untuk tadi diinject ke perut bumi," jelasnya.

Baca Juga:

"Ini juga stok revenue negara ke depan yang buat Indonesia tambah baik," ucapnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi menegaskan, bahwa banyak peluang baru yang akan diciptakan perihal bisnis CCS itu. Sebab, banyak negara lain membutuhkan CCS untuk membuang CO2nya.

"Kita melihat CCS ini sebagai peluang besar, value chain ini kan banyak. Banyak peluang baru yang bisa diciptakan, masih kita diskusikan bagaimana pemerintah bisa mendapatkan revenue dari CCS ini," ungkap Jodi dalam Green Economic Forum 2024 CNBC Indonesia, di Hotel Kempinski, Rabu (29/5/2024).

Untuk mendukung pengembangan CCS di Indonesia, Jodi bilang, penyimpanan karbon akan dialokasikan 70% wajib untuk dalam negeri dan 30% untukcross borderatau lintas negara.

"Kita dorong untukvoluntary,salah satunya itucross borderdalam Perpres. Yang dialokasi 70% wajib untuk domestik dan 30% untukcross border," ungkap Jodi dalam Green Economic Forum 2024 CNBC Indonesia, Rabu (29/5/2024).

Selain itu, pihaknya juga sedang mendorong CCS Hub. Di antaranya kolaborasi antara PT Pertamina (Persero) dengan ExxonMobil.

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru