Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 13 Juni 2025

Pasokan Beras Melimpah Tidak Jamin Harga Turun

Nelly Hutabarat - Rabu, 11 Juni 2025 19:49 WIB
358 view
Pasokan Beras Melimpah Tidak Jamin Harga Turun
(Foto: Antara/Raisan Al Farisi)
Seorang pekerja mengangkut karung beras saat melakukan bongkar muat di Gudang Bulog Baru Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/7).
Medan(harianSIB.com)
Pengamat ekonomi Gunawan Benyamin mengatakan, harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, meskipun pasokan tergolong melimpah.

"Di tingkat produsen (kilang), harga beras naik sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000 per karung 30 kg," ujarnya, Selasa (11/6/2025).

Ia mencontohkan, salah satu kilang di Deli Serdang menaikkan harga dari Rp410.000 per karung pada Mei menjadi Rp420.000-Rp425.000 saat ini. Artinya, harga beras naik dari sekitar Rp13.666 per kg menjadi Rp14.000-Rp14.166 per kg. Di tingkat konsumen, harga beras bisa naik sekitar Rp500 per kg.

Baca Juga:

Menurut Gunawan, salah satu penyebab utama kenaikan harga adalah kebijakan penyerapan gabah oleh Bulog sebesar Rp6.500 per kg. Saat panen raya, ketika harga gabah berpotensi turun di bawah angka tersebut, Bulog tetap diwajibkan membeli dengan harga tinggi. Hal ini mendorong pelaku usaha swasta menaikkan harga agar tetap bisa bersaing dalam mendapatkan pasokan.

Saat ini, kata dia, harga gabah kering panen (GKP) di Deli Serdang sudah menyentuh Rp6.800-Rp7.300 per kg, sedangkan gabah kering giling (GKG) berkisar Rp7.500-Rp8.000 per kg. Dengan asumsi rendemen 50%, maka harga pokok produksi beras bisa mencapai Rp15.000-Rp16.000 per kg.

Baca Juga:

"Meskipun pemerintah menyebut stok beras melimpah, harga tetap bisa naik karena biaya produksi yang meningkat," jelas Gunawan.

Meskipun masa panen raya telah lewat, lanjutnya, sejumlah daerah masih melakukan panen, terutama yang memiliki siklus tanam tiga kali setahun. Para produsen kini menanti respons Bulog terkait situasi harga ini.

Distribusi beras oleh Bulog berpeluang menahan lonjakan harga di pasar. Namun, kebijakan ini juga bisa membuat produsen enggan membeli gabah dengan harga tinggi karena khawatir merugi jika harga beras menurun akibat intervensi pasar.

"Kalau konsumen mengeluhkan harga beras naik, atau petani kecewa karena harga gabah belum optimal, salah satu penyebabnya adalah kebijakan penyerapan Bulog yang tetap di harga Rp6.500 per kg," katanya.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru