Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 15 Juni 2025

Waspada! Ini 9 Gejala Ekonomi Indonesia Menuju Krisis ?

Redaksi - Sabtu, 14 Juni 2025 15:33 WIB
451 view
Waspada! Ini 9 Gejala Ekonomi Indonesia Menuju Krisis ?
Bisnis-Arief Rahman
Aktivitas pedagang beras lokal di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kamis (20/9/2018). Ilustrasi

7. Pengangguran Naik
Per Februari 2025, jumlah pengangguran di Indonesia naik sebesar 83 ribu orang, menjadi total 7,28 juta pengangguran.

"Dibanding Februari 2024, per Februari 2025 jumlah orang yang menganggur meningkat sebanyak 0,08 juta orang atau 83 ribu orang yang naik kira-kira 1,11%," ungkap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025).

Dampaknya bukan hanya pada daya beli, tapi juga potensi kenaikan angka kemiskinan karena semakin banyak keluarga yang kehilangan sumber pendapatan utama. Situasi ini berdampak pada sektor konsumsi, di mana daya beli masyarakat melemah sehingga bisnis dan industri mengalami penurunan pendapatan.

Baca Juga:

8. Kredit Perbankan Melambat
Pertumbuhan kredit perbankan melambat di level 8,88% secara tahunan hingga April 2025. Perlambatan ini bisa menghambat ekspansi bisnis dan konsumsi masyarakat, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada pembiayaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kredit bank BUMN pada empat bulan pertama tahun ini naik 8,82% yoy. "Berdasarkan kepemilikan, bank BUMN pendorong utama pertumbuhan kredit," kata Dian dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Mei 2025, Senin (2/6/2025).

Baca Juga:

9. Laba Perbankan Menurun
Empat bank besar nasional hanya membukukan pertumbuhan laba bersih tipis, sekitar 0,55% secara tahunan. Lesunya profitabilitas bank dapat berdampak pada pengetatan kredit, berujung pada perlambatan aktivitas ekonomi lebih luas.

Selain itu, penurunan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) juga menjadi faktor yang mempengaruhi laba perbankan. Semisal, beberapa bank besar seperti BCA dan Mandiri mengalami perlambatan pendapatan bunga bersih pada kuartal pertama 2025, yang berdampak pada profitabilitas mereka. Jika tren ini berlanjut, bank mungkin akan menaikkan suku bunga kredit untuk menjaga margin keuntungan, yang bisa membebani dunia usaha dan masyarakat.

Dari sisi investor, pertumbuhan laba yang tipis dapat mengurangi minat investasi di sektor perbankan, karena prospek keuntungan yang lebih rendah. Ini bisa berdampak pada harga saham bank di pasar modal dan mengurangi arus modal ke sektor keuangan.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru