Jakarta (SIB)
Seorang pria ditahan oleh pihak keamanan ketika mencoba menyerang khatib di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, kala sesi khotbah salat Jumat (21/5) waktu setempat.
Sebuah video beredar di dunia maya yang menggambarkan upaya seorang pria berpakaian melewati sejumlah jemaah yang duduk menuju mimbar khatib. Ia membawa sebuah tongkat yang disembunyikan di balik badannya.
Ketika ia mulai mengacungkan tongkat saat sudah mendekat mimbar, pria tersebut dihentikan oleh petugas yang berjaga di kedua sisi mimbar khatib salat Jumat yang saat itu dipimpin oleh Syeikh Baleelah.
Menurut laporan Arab News, Jumat (21/5), pria tersebut segera diamankan pihak kepolisian dan petugas Masjidil Haram serta langsung diproses secara hukum.
Percobaan serangan ini menjadi kali kesekian sejumlah peristiwa terjadi di masjid suci umat Islam tersebut. Pada akhir Maret lalu, dilaporkan seorang pria diamankan karena membawa pisau dan meneriakkan slogan pakaian teroris di Masjidil Haram.
Kemudian pada Oktober 2020, sebuah mobil menerobos penghalang dan menabrak gerbang 89 Masjidil Haram.
Pria yang mengemudikan mobil tersebut merupakan warga negara Arab Saudi dan langsung diamankan pihak kepolisian, demikian menurut kantor berita SPA, seperti dikutip dari Al Arabiya. Tidak ada korban dalam insiden tersebut.
Sebelumnya rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan sebuah mobil Hyundai warna krem melaju dengan kecepatan tinggi dan kemudian menabrak gerbang 89 Masjid Al Haram.
Menurut laporan dari akun Instagram Makkah Region, seorang sumber dari Emirat Mekkah, Sultan Al-Dossary, mengatakan pengemudi tersebut mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi di salah satu jalan yang mengelilingi alun-alun selatan Masjidil Haram.
Arab Saudi kembali mengizinkan jemaah beribadah di Masjidil Haram pada Oktober 2020 setelah sekian bulan ditutup demi mencegah penyebaran Covid-19.
Jemaah diizinkan beribadah di Masjidil Haram dengan tetap mengikuti protokol kesehatan seperti mengenakan masker.
"Warga telah menunaikan salat subuh di Masjidil Haram hari ini karena (pihak berwenang) mulai melaksanakan dimulainya kembali tahap kedua umrah secara bertahap," lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency.
Bentrokan
Sementara itu, sedikitnya 21 orang mengalami luka-luka dalam bentrokan terbaru di kompleks Masjid al-Aqsa pada Jumat (21/5) waktu setempat, beberapa jam setelah gencatan senjata disepakati oleh Israel dan Hamas yang menguasai Gaza.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/5), bentrokan terbaru ini dilaporkan terjadi antara warga Palestina dengan polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah salat Jumat pada Jumat (21/5) waktu setempat, setelah gencatan senjata disepakati Israel dan Hamas sehari sebelumnya.
Laporan reporter AFP di lokasi menyebut polisi Israel menembakkan peluru karet dan menggunakan granat kejut terhadap warga Palestina yang tidak bersenjata, termasuk sekelompok pria yang sedang mengobrol di kompleks suci tersebut.
Sejumlah pemuda yang ada di lokasi, menurut reporter AFP, merespons dengan melemparkan batu ke arah polisi Israel.
Bulan Sabit Merah Palestina dalam laporannya menyebut 21 orang mengalami luka-luka dalam bentrokan tersebut, termasuk dua orang yang harus dirawat secara medis di rumah sakit setempat.
Kepresidenan Palestina dalam pernyataannya mengecam 'pasukan pendudukan Israel yang menyerbu Masjid Al-Aqsa setelah Salat Jumat dan serangan mereka terhadap para jemaah'.
Secara terpisah, juru bicara Kepolisian Israel, Micky Rosenfeld, menyatakan 'kerusuhan pecah' di kompleks Masjid Al-Aqsa.
"Ratusan orang melemparkan batu dan bom molotov ke polisi yang dikerahkan ke lokasi dan mulai membubarkan perusuh," sebutnya.
Saat ini, situasi di kompleks Masjid Al-Aqsa dilaporkan relatif tenang.
Bentrokan serupa terjadi selama berhari-hari selama bulan suci Ramadan, yang mendorong Hamas memperingatkan Israel untuk menarik personel kepolisiannya dari kompleks tersebut paling lambat 10 Mei lalu. Ketika batasan waktu itu berakhir, Hamas menembakkan rentetan roket ke Israel yang dibalas gempuran ke Gaza.
Pertempuran berdarah antara Hamas dan Israel itu berlangsung selama 11 hari sebelum gencatan senjata disepakati kedua pihak pada Kamis (20/5) waktu setempat dan berlaku mulai Jumat (21/5) dini hari.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel sejak 10 Mei lalu telah menewaskan 243 orang, termasuk 66 anak. Sedangkan otoritas Israel menyebut 12 orang, termasuk seorang bocah dan seorang tentara, tewas akibat rentetan serangan roket dari militan-militan di Gaza. (CNNI/detikcom/c)