Medan (SIB)
Wali Kota Medan Bobby Nasution memimpin rapat evaluasi banjir di Kota Medan. Bobby sempat ngamuk gara-gara anak buahnya tak bisa menunjukkan peta daerah rawan banjir.
Rapat digelar di Restoran Kenanga, Medan Tuntungan, Jumat (26/11). Bobby awalnya mempertanyakan daerah mana saja yang masih tergenang banjir kepada para camat.
Camat Medan Labuhan dan Camat Medan Deli menyebut masih ada banjir di daerahnya. Setelah itu, giliran Plt Kadis PU Medan yang diminta memaparkan kondisi penanganan banjir.
Sekda Medan Wiriya Alrahman sempat meminta para Kepala UPT di Dinas PU untuk menjelaskan titik-titik rawan banjir dengan menunjukkan peta. Namun, kelima UPT tidak bisa menunjukkan saat itu.
Bobby kemudian angkat suara menunjukkan kekesalannya. Dia mengatakan kondisi ini sudah terjadi berulang kali, seraya mengultimatum.
"Hari Rabu saya minta ya. Sudah empat kali rapat begini juga hasilnya. Hari Rabu, Pak Ferry (Kadis PU) ya, Saya mau lihat betul-betul," sebut Bobby.
Dia memaparkan apa saja target Pemko Medan untuk mengatasi banjir. Dia menegaskan titik banjir di Medan harus segera berkurang.
TITIK BANJIR
Bobby mengatakan, saat ini terdapat 1.514 titik banjir di Kota Medan dan akan terus dikurangi. Hal itu disampaikan Bobby saat memimpin rapat evaluasi banjir tersebut.
Pada rapat yang diikuti Sekda, Asisten, pimpinan OPD, dan Camat se-Kota Medan itu, Bobby mengingatkan agar Dinas PU beserta Kepala UPT dan kepala wilayah di kecamatan mengetahui rinci dan pasti, keadaan drainase serta titik lokasi genangan air di wilayahnya serta penanganannya dari hulu hingga ke hilir.
Diungkapkan, pihaknya menargetkan titik genangan banjir yang ada di Kota Medan dapat berkurang dalam waktu dekat. "Target kita titik banjir bisa berkurang. Intensitas banjir bisa berkurang, luas genangan bisa berkurang," ucap Bobby usai rapat tersebut.
Disebutkan, Pemko Medan memiliki 5 UPT Dinas PU yang wilayahnya meliputi 21 kecamatan. Pemko, akunya, akan memetakan aliran dari daerah paling tinggi di Medan yakni di Kecamatan Medan Tuntungan hingga ke daerah hilir.
"Yang paling utama adalah alir air dari hulu ke hilirnya bisa mengalir dengan baik. Karena itu, kesinambungan antara aliran yang paling hulu di Kota Medan yaitu Kecamatan Tuntungan sampai dengan aliran di hilirnya harus baik, antara drainase ataupun anak-anak sungai yang ada di Kota Medan," tuturnya
Meski menyebutkan titik banjir di Kota Medan masih bisa dikurangi, namun pihaknya belum bisa menentukan berapa jumlah titik yang bisa direduksi.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan Ferri Ichsan mengatakan, pihaknya akan melakukan analisa penanganan banjir untuk dipresentasikan pada Rabu (1/12) mendatang.
"Kami diminta mempertajam analisa perencanaan penanganan permasalahan drainase. Rabu nanti akan kami presentasikan kembali ke bapak Wali Kota Medan," jelasnya.
DRAINASE TIDAK BERFUNGSI
Sementara itu, hujan deras disertai angin kencang pada Kamis malam (25/11) hingga Jumat dini hari (26/11), membuat sejumlah kawasan di Kecamatan Medan Marelan terendam banjir.
Pantauan wartawan, diduga akibat buruknya kondisi atau tidak berfungsinya drainase, air hujan yang tidak tertampung pada saluran air meluber dan merendam bahu dan badan Jalan Marelan Raya di kawasan Kelurahan Tanah Enam Ratus, Pasar 3 dan Pasar 4, Kelurahan Rengas Pulau sekitarnya.
"Di sini, kalau hujan deras selalu banjir, mungkin drainasenya kurang terawat bang. Ini sudah mulai surut, tadi malam genangannya lebih tinggi, pemukiman warga juga ikut terendam," ujar seorang warga mengaku bernama Rizal, yang ditanyai wartawan terkait banjir atau genangan air hujan yang kerap merendam bahu dan badan Jalan Marelan Raya.
Selain di Kecamatan Medan Marelan, genangan air hujan juga merendam kawasan pemukiman penduduk di kawasan Martubung, kawasan industri Medan, serta Jalan KL Yos Sudarso, Simpang Kantor, Kecamatan Medan Labuhan.
Hingga Jumat sore, terlihat masih banyak rumah warga yang terendam banjir di disekitar perumahan buruh pelabuhan Belawan. (Detikcom/A16/A9/a)