Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 13 Juni 2025

Presiden Korsel dan PM China Sampaikan Minat Investasi di IKN ke Jokowi

Redaksi - Sabtu, 09 September 2023 09:44 WIB
239 view
Presiden Korsel dan PM China Sampaikan Minat Investasi di IKN ke Jokowi
(pu.go.id)
Wilayah Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur
Jakarta (SIB)
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkap isi pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri China Li Qiang. Yoon Suk Yeol dan Li Qiang disebutnya menyampaikan minat mereka untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kedua negara juga membahas IKN baik Korea maupun PM China. Mereka akan sudah akan menurunkan tim lebih detil lagi jadi baik Korea maupun China mereka sangat berminat sekali," kata Bahlil mendampingi Jokowi dalam pertemuan bilateral bersama Presiden Yoon Suk Yeol dan PM Li Qiang, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (8/9).
"Mereka senang sekali mereka yang malah berminat. Justru dalam diskusi dengan Bapak Presiden dengan mereka itu idenya bukan dari Bapak Presiden justru dari PM China maupun Presiden Korea," imbuh dia.
Bahlil menuturkan, baik Yoon Suk Yeol maupun Li Qiang menyampaikan minatnya untuk berinvestasi pada beberapa bidang di IKN. Namun, Bahlil tidak menjelaskan lebih jauh perihal bidang apa saja yang menarik minat Korea Selatan dan China.
"Dengan China tadi Pak Presiden juga menerima PM China dan tadi membahas tentang beberapa kerja sama di antaranya pengiriman komoditas kita ke China seperti sarang burung walet, kemudian perikanan buah-buahan seperti durian dan selain itu juga membicarakan realisasi investasi di Kaltara dan beberapa investasi yang ekspansi maupun yang baru di Indonesia," tutur Bahlil.
Lantas, apa respons Jokowi terhadap minat kedua kepala negara tersebut?
"Lalu Presiden Jokowi menanggapi jadi respons global dalam beberapa negara terkait investasi di IKN positif dan saya optimis banget," ujar Bahlil.
Bahlil melanjutkan, dalam pertemuan itu, Jokowi dan PM China juga membahas kerja sama terkait pengiriman komoditas Indonesia ke China seperti sarang burung walet, durian, dan lain sebagainya.
"Dan Bapak Presiden dengan PM bersepakat ditindak lanjuti di level teknis," pungkas Bahlil.


Dimulai 2024
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan dalam pertemuan itu Jokowi menyampaikan harapannya agar konstruksi MRT Fase 4 rute Fatmawati-Kampung Rambutan yang dikerjakan bersama investor asal Korea Selatan mulai pada 2024.
"Terkait Korea adalah kerja sama infrastruktur dan mengharapkan agar proyek MRT Fase ke-4 dapat dimulai konstruksinya pada tahun 2024," kata Retno usai mendampingi Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/9).
Retno mengungkapkan, Jokowi juga mengapresiasi Pemerintah Korea Selatan yang berminat dalam pembangunan IKN sebagai smart city. Jokowi juga menyampaikan harapannya kepada Presiden Yoon Suk Yeol untuk mendukung sektor pengembangan SDM dan digitalisasi birokrasi.
"Mengharapkan agar Korsel juga mendukung sektor baru di bidang pengembangan SDM dan digitalisasi birokrasi khususnya untuk mempercepat transformasi birokrasi. Ketiga adalah kolaborasi untuk mengembangkan medical tourism industry khususnya di Bali special medical zone," kata Retno.
Kepada Yoon Suk Yeol, Jokowi juga berharap akses pasar yang lebih besar, khususnya produk pertanian. Dia juga mendorong adanya peningkatan kapasitas dan teknologi agar produk pertanian dan perikanan dari Indonesia sesuai standar yang diharapkan Korsel.
Dalam pertemuan ini, Retno mengungkapkan Jokowi juga mengangkat isu pekerja migran Indonesia dan mengapresiasi peningkatan kuota. Jokowi disebutnya mendorong adanya perlindungan pekerja migran Indonesia di Korea Selatan.
"Dengan Korsel ditandatangani 4 MoU di bidang immobility, kemudian industrial cooperation, agricultural machinery dan juga halal cooperation. Itu hasil dari pertemuan Presiden Indonesia dengan Presiden Republik of Korea," ungkapnya.
Lebih lanjut, Retno menuturkan Jokowi juga menyampaikan kepada Yoon Suk Yeol terkait keoptimisannya akan terjadinya peningkatan investasi kedua negara. Hal tersebut kata dia utamanya terkait kerja sama ekosistem kendaraan listrik.
"Karena kita sudah memiliki high level dialog on investment antara kedua negara dan khususnya bidang kerja sama terkait ekosistem EV menjadi salah satu prioritas," kata Retno.
"Presiden menyambut baik konsorsium antara LG dan mitra-mitra di Indonesia untuk merealisasi grand package investasi senilai 9,8 miliar. Selain itu ada konstruksi pabrik katoda di Batam yang melibatkan BUMN Indonesia dan Presiden menyampaikan agar juga melibatkan pengusaha-pengusaha daerah," imbuh dia.


Negara Penting
Sebelumnya, Jokowi mengatakan pertemuan bilateral itu merupakan wujud komitmen kuat kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan Korea Selatan.
"Terima kasih atas kehadirannya di Indonesia dan pertemuan ini merupakan wujud komitmen kuat kemitraan strategis komprehensif kita dan terima kasih Yang Mulia atas dukungannya terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN dan sentralitas ASEAN untuk menjaga kawasan Indo-Pasific," kata Jokowi.
Sementara itu, Presiden Yoon Suk Yeol menyampaikan selamat kepada Jokowi yang sukses menyelenggarakan KTT ASEAN yang luar biasa. Menurut dia, dalam 50 tahun menjalin hubungan dengan Indonesia, kerja sama yang terjalin luar biasa.
"Korea akan mengembangkan dan mengajak tim kami ke Indonesia demi visi Indonesia emas 2045. Untuk itu kami akan melakukan kerja sama di bidang industri masa yang akan datang yaitu mobil listrik," tutur Yoon Suk Yeol melalui penerjemahnya.
Yoon Suk Yeol juga mengatakan bahwa bagi Korea Selatan, Indonesia adalah negara penting di ASEAN. Apalagi, Indonesia negara yang menjunjung hukum dan perdamaian seperti Korea Selatan.
"Bagi kami, Indonesia adalah negara yang penting di dalam Asean, Indonesia sangat mementingkan kebebasan dan perdamaian, dan hukum yang luar biasa. Jadi menurut Korea sangat cocok kerja sama dengan Korea," ungkap dia.
Yoon Suk Yeol pun mengungkap harapannya untuk bekerja sama lebih jauh dengan Indonesia. Dia juga berharap solidaritas ASEAN dengan Korea Selatan terus berjalan.
"Kami jadi ingin bekerja sama lebih jauh. Jadi saya berharap sekali, saya ingin solidaritas di kawasan ASEAN dengan Korea bisa terus berjalan," pungkas Yoon Suk Yeol.


Baca Juga:
BERKEMBANG POSITIF
Begitu juga saat bertemu dengan PM China Li Qiang. Jokowi mengungkapkan pertemuan itu merupakan wujud komitmen kemitraan antara Indonesia dan China.
"Terima kasih atas kehadirannya di Indonesia dan pertemuan ini merupakan wujud komitmen kuat kemitraan strategis komprehensif kita dan terima kasih yang mulia atas dukungannya terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN dan sentralitas ASEAN untuk menjaga Indo-Pasifik," kata Jokowi.
Sedangkan PM Li Qiang mengaku gembira melakukan kunjungan ke Indonesia. Dia pun menyampaikan salam dari Presiden China Xi Jinping kepada Jokowi.
"Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan salam hormat dari Presiden Xi Jinping kepada Yang Mulia Bapak Presiden," kata Li Qiang melalui penerjemahnya.
Li Qiang mengatakan, dalam beberapa tahun ini, di bawah kepemimpinan Jokowi, pembangunan ekonomi, sosial, dan manusia maju dengan cepat. Ditambah lagi, Jokowi disebutnya juga berhasil memberikan kontribusi signifikan saat memimpin KTT ASEAN dan KTT Asia Timur.
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, di bawah kepemimpinan Yang Mulia Bapak Presiden, pembangunan ekonomi dan sosial manusia terus dimajukan dengan cepat. Dan Bapak Presiden baru saja berhasil memimpin serangkaian KTT dengan Asia Timur, di mana Indonesia telah memberikan kontribusi signifikan yang baru untuk mempromosikan kemakmuran dan pembangunan di kawasan. Pengaruh Indonesia dalam isu internasional maupun regional pun semakin ditingkatkan," tutur dia.
"Atas segala prestasi tersebut, saya ucapkan selamat kepada Yang Mulia Bapak Presiden dan negara Indonesia," imbuh Li Qiang.
Li Qiang melanjutkan, di bawah kepemimpinan Xi Jinping dan Jokowi, hubungan China dan Indonesia juga berkembang cukup positif. Dia pun berharap kerja sama kedua negara terus berlanjut.
"Memang di bawah kepemimpinan strategis Presiden Xi Jinping dan Bapak Presiden, hubungan Tiongkok dengan pemerintah Indonesia menjaga kecenderungan perkembangan yang cukup positif dan telah dibuka halaman baru untuk membangun komunitas senasib sepenanggungan," pungkas dia. (detikcom/c/d)



Baca Juga:

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru