Jakarta (SIB)- Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap Se-Jabodetabek memperoleh piagam penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) karena dinilai menorehkan sejarah bagi marga Batak pertama yang menggelar Festival Lagu Mars.
Piagam penghargaan tersebut diserahkan CEO & Penggagas MURI Prof Jaya Suprana pada acara resmi Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap se-Jabodetabek, Minggu (17/7) di Graha Willyam Suryadjaja, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur.
Usai peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Prof Jaya Suprana menyerahkan piagam kepada Kamidun Pandiangan SE (Ketua Umum Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap Se Jabodetabek periode 2012-2016), Bona Rafles Pandiangan Dipl.Ins SH (Ketua Dewan Penasehat/ Ketua Umum Punguan Toga Pandiangan Raja Humirtap se Jabodetabek Periode 2016-2020) dan Liberti Pandiangan SE MSi (Ketua Panitia Festival Lagu Mars).
Jaya Suprana mengemukakan, sebagai penggemar dan penikmat musik, dia sangat terkesan mendengar notasi lagu mars tersebut, iramanya sangat bagus dan mampu menginspirasi pendengarnya.
Menurutnya, karena lagu mars Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap sebagai punguan marga Batak pertama yang menggelar festival lagu mars, maka tidak hanya dapat dicatat di Museum Rekor Indonesia, tetapi juga di "Museum Rekor-Dunia".
"Festival lagu mars Toga Pandiangan ini bukan rekor Indonesia tetapi rekor dunia," kata Jaya Suprana sambil menambahkan, ia merasa salut dan bangga melihat kekompakan dan kebersamaan dalam marga-marga Batak, terutama marga Pandiangan yang berhasil menciptakan mars secara bersama-sama.
Prof Jaya Suprana mengatakan, di balik setiap piagam MURI tersirat kisah perjuangan manusia menciptakan karsa dan karya terbaik di bidang kemampuan masing-masing.
Acara penganugerahan rekor MURI tersebut dihadiri ribuan keturunan (Pomparan) Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap. Selain yang tinggal di Jabodetabek, juga datang dari berbagai penjuru Indonesia. Di antaranya Medan, Lampung, Palembang, Bandung, Surabaya, Palangkaraya, Pontianak, Kapuas dan lainnya.
Juga hadir sebagai undangan tokoh-tokoh marga Batak yang ada Jakarta di antaranya Brigjen TNI (Purn) Junias Lumbantobing MSc (Kepala Pusat Pengkajian Strategi TNI periode 2008-2012), Dr Hendrick D Tambunan STh MA MTh (Ketua Sekolah Tinggi Teologi Parausorat Nauli Jakarta), Drs Makmur Hutauruk (profesional), JP Simanjuntak (pengusaha), Drs Bantu Manik (pengusaha), Dr Novesto Evendy Hutabarat SE SH MSi (akademisi), Drs Marihot Siringoringo SE SH MM (pengusaha), Ir Santiamer Silalahi (profesional) dan Jordan ORT Hasibuan (pengusaha).
Pada kesempatan itu Bona Raffles Pandiangan Dipl Ins SH dan Kamidun Pandiangan SE didampingi Sabungan Pandiangan SH (Ketua Panitia Penganugerahan), Dewan Penasihat dan Dewan Adat menyerahkan ulos Batak sebagai penghargaan kepada Prof Jaya Suprana yang sudah pernah dinobatkan menjadi marga Simbolon.
Sebagaimana pernah diberitakan, Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap Se-Jabodetabek menggelar "Festival Lagu Mars Toga Pandiangan 2015" di Graha William Suryadjaja, Jakarta Timur.
Festival berupa koor lagu mars tersebut diikuti 12 wilayah dari Jakarta Pusat, Jakarta Timur I, Jakarta Timur III, Jakarta Timur II-Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Bogor, Depok, Tangerang, Serpong, Bekasi dan Cibitung-Tambun.
Gelar juara diraih wilayah Jakarta Timur III dan the best conductor Ny T Pandiangan br Pasaribu.
Untuk menjaga netralitas festival dan penilaian fair play, ketika itu panitia menghadirkan dua juri profesional yakni Delima Simamora dan Mario Sipayung.
Tujuan utama festival adalah agar seluruh anggota punguan dapat menyanyikan lagu mars dengan lancar dan baik, sehingga dalam berbagai kegiatan pesta adat maupun perayaan lainnya dapat dinyanyikan secara bersama-sama.
MENGGUGAH MARGA BATAK
Ketua Umum Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap se Jabodetabek periode 2016-2020 Bona Raffles Pandiangan Dipl Ins SH mengatakan, munculnya ide melaksanakan festival lagu "Mars Toga Pandiangan" setelah disosialisasikan dengan membuat VCD untuk dikumandangkan di setiap pesta pernikahan anak, boru, bere maupun ibebere. Namun tidak semua anggota antusias bahkan banyak yang tidak hafal lirik maupun irama musiknya.
Bona Raffles Pandiangan Dipl Ins SH berharap agar dengan adanya penganugerahan Rekor MURI dapat menjadi pendorong untuk lebih mensosialisasikan keberadaan marga Pandiangan. Sehingga anggota punguan dapat menghargai marganya sendiri dan berpartisipasi dalam pembangunan negara umumnya dan bona pasogit khususnya.
"Kita berharap, apa yang kami lakukan ini dapat menggugah semua marga Batak untuk melalukan hal yang sama bahkan lebih baik pada masa mendatang.
Ketua Umum Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap Se-Jabodetabek periode 2012-2016 Kamidun Pandiangan mengatakan, dengan adanya rekor MURI diharapkan dapat memacu semangat dan motivasi seluruh anggota punguan, di manapun berada.
"Mari kita seluruh anggota punguan untuk bekerja lebih rajin, lebih giat dan saling tolong menolong. Dengan semangat kebersamaan kita bangun marga Pandiangan dohot Boru/Bere dengan saling mengasihi satu sama lain dan tetap bersatu," ucapnya seraya berharap generasi muda tidak lupa melestarikan adat budaya.
Sebab, dengan menumbuhkan sifat kekeluargaan dan kebersamaan untuk menciptakan kreativitas seni adat budaya, sehingga seni dan budaya Batak tidak tertindas oleh budaya dari luar.
"Generasi muda harus berlomba untuk memajukan kebudayaan. Jangan saling menjatuhkan atau merendahkan teman yang lain," pintanya. (G01/q)