Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 22 Juni 2025

PM Belanda Punya Kaitan Erat dengan Indonesia

Wilfred Manullang - Rabu, 19 Juni 2024 14:36 WIB
418 view
PM Belanda Punya Kaitan Erat dengan Indonesia
Net
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte
Den Haag (harianSIB.com)
Perdana Menteri (PM) Belanda) Mark Rutte digadang-gadang menjadi calon kuat untuk menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO menggantikan Jens Stoltenberg. Peluang Rutte terbuka setelah mendapatkan dukungan dari PM Hungaria Viktor Orban dan Presiden Slovakia Peter Pellegrini.

NATO akan menggelar pemilihan sekjen baru bulan Juli di di Washington DC. Sekjen NATO dipilih berdasarkan konsensus dari 32 anggota aliansi, dengan Hungaria dan Slovakia menyatakan mendukung Rutte. Hanya tinggal Rumania yang belum memberikan dukungan.

Lalu siapa Mark Rutte dan apa kaitannya dengan Indonesia? Dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (19/6/2024), Rutte menjadi PM Belanda selama 14 tahun. Politisi sayap kanan-tengah dari Partai Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) mengatakan akan mengundurkan diri dan diperkirakan akan digantikan setelah negosiasi koalisi untuk membentuk pemerintahan Belanda yang baru rampung

Baca Juga:

Dikenal sebagai "Teflon Mark" karena kekuatannya untuk bertahan dalam posisi sebagai PM, Rutte juga terus mengajar ilmu sosial satu hari dalam seminggu di sekolah-sekolah di Den Haag selama ia menjadi PM.

Mark Rutte sendiri memiliki hubungan kekeluargaan dengan Indonesia. Hal ini dikarenakan ayahnya yang sempat tinggal dan bekerja di Jakarta.

Baca Juga:

Dalam laman Facebook Dutch Doku Channel, ayah Rutte bernama Izaäk Rutte dan ibunya bernama Hermina Cornelia Dilling. Izaäk merupakan salah satu direktur perusahaan Belanda, Jacobson Van den Berg & Co, di Indonesia.

Sebelum menikah dengan Hermina, Izaäk memiliki istri bernama Petronella Hermanna Dilling, yang tak lain merupakan saudari dari Hermina. Mereka tercatat tinggal di sebuah rumah di wilayah Tosari, Jakarta Pusat dan memiliki tiga orang anak..

Namun saat perang dunia pecah, Izaäk dan keluarganya harus mendekam menjadi tawanan perang atau interniran dan ditempatkan di sebuah kamp di wilayah Cideng. Dalam penahanan ini, Petronella wafat dan dikebumikan di Indonesia.

"Orang tua saya harus memulai dari awal lagi beberapa kali dalam hidup mereka. Ayah saya berada di kamp penjara Jepang selama Perang Dunia II. Dia telah kehilangan istrinya dan ketika dia kembali dia hanya membawa pakaian itu di punggungnya. Dia kemudian menikahi ibu saya, saudara perempuan dari istri pertamanya," kata Rutte dikutip The Indo Project. (*)

Setelah perang berakhir, Izaäk pun menikah dengan Hermina dan kembali tinggal di Jakarta. Tetapi bermukimnya Izaäk dan keluarga hanya terjadi hingga tahun 1958 karena saat itu, Presiden Soekarno memerintahkan sejumlah ekspatriat untuk kembali ke negara asal.

"Kembali ke Belanda, mereka kembali harus memulai hidup dari awal. Ayah saya bekerja di sini di dealer mobil DAF," tambah Rutte.

"Orang tua saya selalu sangat membumi tentang apa yang mereka miliki. Mereka menanamkan dalam diri anak-anak mereka pesan bahwa penting untuk bekerja, tetap rendah hati, dan selalu ada untuk satu sama lain. Itulah yang mereka wariskan kepada saya." Terangnya. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru