Sabtu, 26 April 2025

Natal Sebagai Momen Perdamaian: Seruan PM Inggris untuk Timur Tengah

Robert Banjarnahor - Rabu, 25 Desember 2024 14:13 WIB
170 view
Natal Sebagai Momen Perdamaian: Seruan PM Inggris untuk Timur Tengah
Foto: via AP
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
London (harianSIB.com)

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyampaikan harapannya agar Natal kali ini membawa perdamaian, khususnya di Timur Tengah, serta menghadirkan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

"Natal tahun ini, saya berharap terciptanya perdamaian, terutama di Timur Tengah, tempat lahirnya kisah Natal," ujar Keir Starmer pada Selasa (24/12/2024) dalam pesan Natal pertamanya sebagai perdana menteri, dikutip dari Antara.

Baca Juga:

Starmer mengatakan Natal adalah waktu bagi orang-orang untuk mengingat hal-hal yang benar-benar penting: "Keluarga. Persahabatan. Dan kebersamaan di antara sesama manusia."

"Saya akan menantikan masa depan yang lebih baik dan cerah bagi setiap orang dan merayakan kegembiraan serta keajaiban yang dibawa oleh Natal," ujarnya.

Baca Juga:

Wilayah Arab saat ini tengah mengalami perkembangan signifikan yang menarik perhatian dunia, dimulai dari genosida Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza, situasi keamanan di Lebanon di tengah pelanggaran perjanjian gencatan senjata oleh Israel, hingga jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah.

"Pada Natal ini, saya berharap untuk perdamaian, terutama di Timur Tengah sebagai tempat lahir kisah Natal," kata Keir Starmer.

Starmer mengatakan Natal adalah waktu bagi orang-orang untuk mengingat hal-hal yang benar-benar penting: "Keluarga. Persahabatan. Dan kebersamaan di antara sesama manusia."

"Saya akan menantikan masa depan yang lebih baik dan cerah bagi setiap orang dan merayakan kegembiraan serta keajaiban yang dibawa oleh Natal," tambahnya.

Wilayah Arab saat ini tengah mengalami perkembangan signifikan yang menarik perhatian dunia, dimulai dari genosida Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza, situasi keamanan di Lebanon di tengah pelanggaran perjanjian gencatan senjata oleh Israel, hingga jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah.

Israel terus melancarkan operasi darat berskala besar di Gaza utara sejak 5 Oktober untuk mencegah kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina, Hamas, kembali berkumpul.

Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya menduduki wilayah tersebut dan secara paksa dengan menggusur seluruh penduduknya.

Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan yang mencukupi, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, belum diizinkan masuk ke wilayah tersebut, sehingga warga yang tersisa berada di ambang kelaparan.

Serangan tersebut merupakan episode terbaru dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.300 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.

Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru