Tanah Karo (SIB) -Guna lebih meningkatkan teknik budidaya serta proses pasca panen, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo bekerja sama dengan BNPB, PT Pos Indonesia, Pemprovsu, Bank Sumut dan sejumlah instansi lainnya serta sponsor menggelar Festival Kopi Karo II, selama dua hari di pelataran Open Stage Taman Mejuah-juah Berastagi, Sabtu dan Minggu (8-9/12).
Kegiatan itu dibuka Wakil Bupati Karo Cory S Sebayang ditandai dengan menggunting tali dan melepas balon ke udara sambil menikmati secangkir kopi. Kegiatan itu bertujuan untuk peningkatan teknik budidaya serta proses pasca panen. Sehingga kualitas dan harga jual meningkat.
Cory Sebayang mengatakan, dataran tinggi Karo selain sebagai salah satu produsen tanaman hortikultura dan pangan juga memiliki komoditi perkebunan primadona. Ke depannya kopi Karo yang beberapa tahun belakangan banyak diminati penikmat kopi harus dapat ditingkatkan kualitasnya.
"Areal kopi kita yang diapit oleh dua gunung berapi aktif, Sibayak dan Sinabung, tentunya menghasilkan cita rasa yang sangat khas. Oleh karena itu, kita harus berbenah. Mulai dari teknik penanaman kopi, budidaya, serta pengolahan pasca panen, hendaknya dikerjakan secara profesional. Oleh karena itu, kami meminta Dinas Pertanian agar lebih memperhatikan petani," ujar Cory mengimbau.
Beberapa tahun terakhir ini, katanya, terjadi peningkatan penikmat kopi dalam negeri dan juga pengetahuan masyarakat mengenai khasiat kopi untuk kesehatan, sehingga permintaan untuk konsumsi juga meningkat.
Dengan adanya Festival Kopi Karo II, katanya, semoga dapat bermanfaat bagi petani kopi, praktisi kopi, pemerhati kopi serta masyarakat Kabupaten Karo. Sehingga kopi Karo semakin dikenal dengan harapan dapat menjadi komoditi ekspor.
Di sela acara, konsultan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Budi mengatakan, BNPB sejak 2015 lalu telah menggandeng petani kopi di kawasan terdampak Sinabung, pada acara Pesta Mejuah-juah. "Ketika itu, kita mengikutsertakan masyarakat. Melihat prospek serta daya tahan kopi terhadap dampak erupsi, BNPB dengan stakeholder lainnya mulai berniat mengembangkan kopi di Tanah Karo," papar Budi.
Sementara itu Kadis Pertanian Karo, Sarjana Purba, mengatakan areal pertanaman kopi di Karo saat ini seluas 8.400 hektare. Kopi yang ditanam di atas perkebunan rakyat itu, mampu menghasilkan 1,5 ton tiap hektare pertahunnya. "Kita akan tingkatkan pengetahuan petani untuk mengelola kopi, sehingga daya jual semakin tinggi. Tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bertahap akan kita tingkatkan," ujar Sarjana.
Sekretaris Panitia Festival Karo H Safrudin mengatakan, untuk peserta festival kopi Karo ada sekitar 37 stand dan tidak hanya berasal dari Karo saja. Pada saat ini, katanya, lahan pertanian kopi di Kabupaten Karo hampir mencapai 10 ribu hektare dan hampir seluruhnya mulai berproduksi. Sedangkan produksi kopi pertahunnya dalam luasan satu hektare sebanyak 700 kg green bean (biji kopi hijau).
"Untuk harga pasaran hasil kutip waktu sembarangan telah mencapai Rp 33.000 per Kg. Sedangkan jika panen tepat waktu dan tepat pengolahan harga jual green bean (biji kopi hijau) bisa mencapai Rp 90 ribu/Kg. (BR2/f)