Medan (SIB)
Pemerintah Kota (Pemko) Medan diusulkan mengadopsi metode dan strategi revolusi mental seperti yang dijalankan Presiden Joko Widodo dalam membangun Indonesia. Pola sedemikian cocok untuk kultur warga Medan yang open minded namun terkadang harus ‘dikeraskan’ untuk mempercepat hasil sesuai target pembangunan.
Simpulan tersebut dikemukakan Senior Ps Rev Rajamin Sirait SE MA seusai diskusi dengan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumatera Utara (SU) di Medan, Selasa (5/10). Pertemuan dengan Hipmi SU tersebut sebagai diskusi kangen-kangenan pasca Ade Jona Prasetyo terpilih mejadi ketua Hipmi SU.
Rev Rajamin Sirait mengatakan, Pemko Medan sedang proses perekrutan figur untuk mengisi kabinet duet Bobby Nasution -Aulia Rachman. Untuk mengisi personel di BUMD suah tepat yakni dengan lelang jabatan terbuka yang melibatkan profesional dan akademisi. Hal serupa idealnya dilakukan dalam mengisi jabatan eselon II dan perangkatnya yang sekarang sedang berproses.
Revolusi mental diperlukan, lanjutnya, karena masih ada mental lama oleh aparat di Pemko Medan, khususnya di level kecamatan dan kelurahan yang jabatan membuatnya “ngebosâ€. “Ada yang sudah self revolusi mental, seperti Disdukcapil yang responsif pada kebutuhan publik serta terus menjaga standar kesehatan di masa pandemi Covid-19,†paparnya. Hadir di situ Ev Binsar Sirait dan olahragawan Mardi Chan SE.
Ia mengatakan, menunjuk contoh tersebut agar instansi lain mengikuti. Menurutnya, di mana pun kegiatan pelayanan masyarakat, sektor yang riskan adalah yang bersentuhan langsung dengan publik. “Ya di pelayanan itu. Kelurahan dan kecamatan kan sektor yang langsung berhubungan dengan publik. Ini riskan dan harus tetap dipantau oleh pimpinan,†tambahnya.
Rev Rajamin Sirait mengatakan, apa yang dikemukakan berdasarkan pengalaman warga dalam mengurus keadministrasian di level seperti tersebut di atas. “Memang, Pak Wali sudah keras. Siapa yang neka-neko, dicopot. Seperti pelaku pungutan liar beberapa saat lalu. Tapi praktik seperti itu masih ada,†tambahnya.
Dari sektor berusaha, ia minta Pemko Medan tetap menjaga sektor UMKM khususnya kuliner atau jajanan masyarakat. Usulan tersebut pun disampaikannya pada Hipmi SU. “Di masa pandemi, sektor kuliner tak dapat dinafikan karena kebutuhan orang pada makanan. Harus dibina,†pintanya.
Khusus anggota Hipmi di seluruh SU, ayo makin bersemangat dalam berusaha. “Idealnya, berusaha dengan membuka lapangan kerja. Ya itu... UMKM jelas-jelas membuka lapangan kerja untuk sektor informal,†tegas Rev Rajami Sirait.
Ade Jona Prasetyo berterima kasih dapat bertemu dengan senioren. Masukan-masukan yang disampaikan akan dieksekusi dalam memimpin organisasi pengusaha muda tersebut. (R10/f)