Jumat, 02 Mei 2025

Anis Matta: Isu Kebangkitan Komunisme Indonesia Berkaitan dengan Hegemoni China

Redaksi - Kamis, 07 Oktober 2021 15:39 WIB
304 view
Anis Matta: Isu Kebangkitan Komunisme Indonesia Berkaitan dengan Hegemoni China
Foto Istimewa
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta
Jakarta (harianSIB.com)
Lembaga Survei Media Survei Nasional (Median) mengungkapkan, 46,4 persen responden di Indonesia masih percaya soal isu kebangkitan komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI).

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai ketakutan akan kebangkitan komunisme di Indonesia, seperti yang diungkap Lembaga Survei Median, ternyata tidak berhubungan dengan ideologi komunis. Tetapi, lebih bersifat politik yaitu hegemoni geopolitik China.

Anis Matta mengatakan hal itu dalam siaran pers yang juga diterima jurnalis Koran SIB Jamida P Habeahan di Jakarta, Kamis (7/10/21).

Menurut Anis Matta, hegemoni China sebenarnya berdampak biasa dan natural. Sebab, dalam 30 tahun terakhir, China secara aktif melakukan kampanye dan ekspansi, sehingga memungkinkan persepsi itu terbentuk.

"Jika diamati, sekitar 46,4% dari populasi kita, percaya tentang isu ini di tengah situasi krisis global. Hal ini menunjukkan persepsi publik sekarang dipengaruhi oleh banyak sekali operasi politik dan media, terkait dengan kekuatan-kekuatan global yang tengah bertarung saat ini," kata Anis Matta.

Apalagi, berbarengan saat Amerika secara resmi mendeclaire China sebagai musuh mereka. Artinya opini publik sekarang ini dibentuk oleh bagian dari operasi geopolitik.

Kendati demikian, Anis Matta menilai ketakutan dan kecemasan publik berdasarkan hasil survei sejak 2017 hingga 2021, angkanya terus mengalami peningkatan terhadap hegemoni China, sebenarnya adalah hal yang positif.

“Jika hal itu dipandang sebagai bagian dari survival instinct (naluri bertahan hidup) seperti takut digigit ular dengan cara menghindar, sehingga bisa menjadi pintu masuk untuk mengubah survival instinct publik menjadi energi kebangkitan di tengah konflik global sekarang ini,“ ujar Anis Matta.

Artinya, supaya tidak lagi menjadi bangsa yang lemah atau menjadi korban, menjadi collateral damage ketika ada kekuatan global yang sedang bertarung dan menjadikan wilayah Indonesia yang seharusnya berdaulat, justru menjadi medan tempur mereka.

Karena itu, kata Anis Mtta, perlu dirumuskan satu arah baru, satu peta jalan baru bagi Indonesia. Sebab, kondisi sekarang berbeda dengan zaman Soekarno dan Soeharto yang memiliki cantolan untuk berkolaborasi.

Dunia dalam proses tatanan ulang, sehingga dibutuhkan tatanan dunia baru, yang secara geopolitik bisa dianggap sebagai peluang.

Hal ini tentunya, menjadi momentum bagi Indonesia untuk menggunakan survival instinct publik untuk menemukan celah dalam situasi geopolitik, sehingga Indonesia ikut berperan dalam menentukan tatanan dunia baru.

Makanya, Partai Gelora membuat cita-cita perjuangan menjadikan Indonesia sebagai lima besar kekuatan dunia dan tidak ingin menjadi collateral damage dari pertarungan kekuatan global. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru