Perlawanan masyarakat terhadap beroperasinya pabrik kelapa sawit (PKS) PT Pulo Padang Sawit Permai (PPSP) di Kelurahan Pulopadang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, terus berlanjut. Warga bahkan mendirikan Posko Perlawanan Rakyat ke PKS tersebut. Sejak awal pendirian, warga sudah menolak karena berada di sebelah sekolah dan di tengah pemukiman penduduk.
Masyarakat tetap siaga di posko dengan segala kemungkinan risiko. Selangkah pun mereka tidak akan mundur dari perjuangan yang menuntut PKS PT PPSP segera tutup dan dibongkar. “Posko Perlawanan ini akan tetap berdiri sampai PKS PT PPSP ditutup dan dibongkar. Allahu akbar,” pekik puluhan warga di depan posko tersebut.
Warga setempat, Zulpan Rambe menyebut aksi unjukrasa, penghadangan truk pengangkut bahan baku dan pendirian posko, adalah bentuk penolakan masyarakat terhadap PKS yang dipaksakan berdiri di tengah pemukiman masyarakat Kelurahan Pulopadang.
"PKS PT PPSP yang berbatasan dengan sekolah Yayasan Pendidikan Islam dan di tengah pemukiman masyarakat, sangat tidak relevan dengan tata ruang perkotaan, serta perizinannya juga diduga tidak lengkap," sebutnya.[br]
Kamis (16/6) malam, warga berdiskusi di Posko Perlawanan Rakyat yang mereka dirikan. Diskusi itu dihadiri tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama, pemuda dan lainnya.
Zulpan menyampaikan diskusi mengupas histori Pulopadang dan korporasi sewenang-wenang yang mesti dilawan bersama.
“Posko perlawanan dan diskusi malam ini menunjukkan masyarakat Pulopadang solid dan besar. Tensi perjuangan masyarakat juga semakin besar, walau perjuangan melalui perjalanan panjang," sebut MQ Rudi, warga setempat.
Ustad Rendi Fitriyana juga hadir dalam diskusi itu. Ia menyampaikan dirinya bukanlah tamu di Posko Perlawanan Rakyat ini, tetapi bagian dari perjuangan.
"Kita dijajah bukan karena kita lemah, tapi karena penghianatan disebabkan kepentingan sesaat," sebutnya.[br]
Warga juga meminta pihak Kementerian PUPR memeriksa kelayakan dan tata tuang wilayah tempat berdirinya PKS tersebut.
Pesan moral dari Posko Perlawanan Rakyat buat para pemimpin, seorang pemimpin dihargai, disegani dan dihormati bukan karena kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki, melainkan kapabilitas yang diwujudkan dalam kinerja yang terpuji.
Sementara itu, seratusan warga menghadang puluhan truk pengangkut kelapa sawit yang hendak masuk ke PKS PT PPSP, Jumat (17/6). Menurut Zulpan Rambe, ini bentuk perlawanan atas beroperasinya pabrik berasap hitam membubung tersebut. Masyarakat minta suplier tidak memasukkan bahan baku kelapa sawit ke PKS, karena masyarakat melawan PKS beroperasi. Sebab PKS menimbulkan polusi udara, mencemari air dan sungai, membuat bising warga sehingga tidak bisa tidur dan meresahkan masyarakat. (E5/f)