Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 22 Juni 2025

Bangkit dari Kegalauan Bertahun-tahun, PPRS Indonesia Dideklarasikan Pasca Terbitnya SK Menkumham

* Keturunan Raja Silahisabungan Diperkirakan 2 Juta Jiwa
Redaksi - Senin, 25 Juli 2022 20:40 WIB
891 view
Bangkit dari Kegalauan Bertahun-tahun, PPRS Indonesia Dideklarasikan Pasca Terbitnya SK Menkumham
Foto SIB/Relieve Sane Pasaribu
DEKLARASI DAN SYUKURAN : Ketua Umum PPRS Indonesia, Sabar Silalahi SH memegang pataka yang diserahkan perwakilan tokoh raja-raja Turpuk saat acara Deklarasi dan Syukuran PPRS Indonesia di Medan Adventist Convention Hall Jalan RA
Medan (SIB)
Sedikitnya 1500 orang keturunan Raja Silahisabungan meramaikan Deklarasi dan Syukuran Parsadaan Pomparan Raja Silahisabungan (PPRS) Indonesia di Adventist Convention Hall Jalan RA Kartini Medan, Minggu (24/7/2022). Deklarasi itu digelar pasca terbitnya pengakuan negara melalui SK Menkumham, sekaligus momen merevitalisasi organisasi PPRS yang selama bertahun-tahun mengalami kegalauan.

Para tokoh dan pendiri PPRS dari wilayah Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi), perwakilan kabupaten-kota di Sumut juga hadir, termasuk perwakilan masing-masing raja Turpuk dari Desa Silahi Nabolak, Kabupaten Dairi sebagai bonapasogit marga Raja Silahisabungan.

Deklarasi dan syukuran itu diawali ibadah yang dilayani picaris LS Saut Doloksaribu, SP dan pengkotbah Bishop RPM Tambunan STh. Lagu puji-pujian diiringi song leader Tetty Doloksaribu, Murni Sinurat, Maida Christine br Silalahi dan Mindo Doloksaribu.

Di acara deklarasi seluruh hadirin bersemangat menyanyikan lagu Mars Silahisabungan dilanjutkan lagu “Poda Sagu-sagu Marlangan” yang merupakan petuah Raja Silahisabungan yang dilantunkan penyanyi cilik Jesselyn Silalahi. Sesi kata-kata sambutan kemudian disampaikan Ketua Panitia Darlin Sudiarson, Ketua DPD PPRS Sumut Eddin Sihaloho SE, Ketua Generasi Muda PPRS Jansen Sihaloho Ketua DPD Jabodetabek Drs Martua Situngkir Ak dan Ketua Umum PPRS Indonesia (pusat) Sabar Silalahi SH.[br]

Puncak acara, Ketua Umum PPRS Indonesia Sabar Silalahi didampingi para tokoh pendiri, dewan pengawas dan perwakilan pengurus pusat dan daerah menerima pataka dari perwakilan raja-raja Turpuk untuk memajukan PPRS dan memberi manfaat kepada anggota.

Para tokoh pendiri, dewan pengawas, pengurus pusat dan daerah antara lain Sabar Silalahi SH, Martua Situngkir, Eddin Sihaloho, Johanes Situngkir dan Roberd Tambunan SH, MH (Ketua Pesta Wisata Leluhur ke-3 Siraja Tambun di Sibisa) menjawab pertanyaan publik tentang mengapa dilakukan acara deklarasi padahal perkumpulan marga itu sudah berdiri sejak lama.

Sejarah, Dinamika dan Kegalauan
Martua Situngkir menjelaskan, perkumpulan Pomparan Raja Silahisabungan sudah terbentuk tahun 1964 silam. Kemudian pada tahun 1981 telah dilakukan peresmian Tugu Silahisabungan di Desa Silahi Nabolak, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Menurutnya, sejarah perjalanan dan dinamika PPRS tidak beda jauh dengan organisasi marga Batak lainnya yang penuh lika-liku serta suka duka. Banyak persoalan yang menghambat gerak laju perkumpulan. Penghambat tersebut umumnya berasal oknum kelompok maupun individu-individu pomparan.

Format organisasi, pemilihan pengurus organisasi, masalah pribadi, masalah kedudukan dan hak kesulungan merupakan sebagian dari penghambat yang sering berujung pada perpecahan. Tidak jarang kelompok-kelompok yang tidak sepaham di dalam satu marga yang sama akhirnya membentuk perkumpulan tandingan.

“Hari ini, Minggu 24 Juli 2022 adalah hari yang berbahagia bagi seluruh pomparan Raja Silahisabungan dan hari pengucapan syukur atas pengakuan negara pada PPRS Indonesia sebagai organisasi berbadan hukum dan sah melalui Surat Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : AHU-0005002.AH.01.07.Tahun 2022 tanggal 27 Mei 2022,” ucapnya.

SK Menkumham itu itu lanjut Martua sekaligus energi awal mengatasi kegalauan seluruh keturunan terhadap keberadaan organisasi marga Silahisabungan yang bertahun-tahun bagaikan ada dan tiada. Ada oknum-oknum pomparan yang selalu mempersoalkan perbedaan persepsi tentang sejarah Silahisabungan menjadi semakin besar hingga berakibat hubungan kekeluargaan antar pomparan menjadi semakin renggang dalam acara-acara adat istiadat.

Acara deklarasi itu lanjut dia bukanlah deklarasi organisasi baru, tapi momen untuk merevitalisasi PPRS Indonesia yang selama ini melempem, menjadi organisasi yang solid dan mandiri untuk mempersatukan seluruh pomparan Raja Silahisabungan agar terlindungi, sejahtera, beradab dan beridentitas dalam bingkai NKRI

“Deklarasi ini diadakan, untuk menegaskan kepada seluruh keturunan Raja Silahisabungan secara nasional bahwa PPRS Indonesia telah pulih dari keterpapaannya dan kini memiiliki energi untuk melakukan lompatan besar memasuki era baru dalam segala aspek,” kata Martua Situngkir.

Disebutkan, ada tujuh Misi PPRS Indonesia yang biasa disebut sebagai Sapta Embanan, yaitu amanat konstitusi tertinggi PRS Indonesia yang harus dilaksanakan segenap organ PPRSI Indonesia. Sapta Embanan itu adalah, menghimpun dan menggerakkan seluruh Potensi SDM, SDA, dan Sosbud; melindungi segenap anggota PRSI dan tanah ulayatnya; mencerdaskan, mensejahterakan dan meluruskan sejarah Raja Silahisabungan; mediasi dan advokasi; turut melaksanakan ketertiban umum.[br]

Poda Sagu-sagu Marlangan adalah Lima Dasor (Lima Sila) yang yang merupakan petuah Raja Silahisabungan dan diwariskan kepada seluruh keturunannya. Lima Dasor tersebut adalah saling mengasihi dan mengingatkan untuk menyelesaikan setiap permasalahan di antara sembilan keturunannya yaitu Sihaloho (Loho raja); Situngkir (Tungkir raja); Ruma Sondi (Sondi raja); Sinabutar (Butar raja); Sidabariba (Dabariba raja); Pintu Batu (Batu raja), Si Raja Tambun dan boru Deang Namora.

Ke depannya PPRS Indonesia akan melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi seluruh pomparan, bagi kelestarian lingkungan Silalahinabolak dan melestarikan adat. PPRS juga untuk melakukan quantum leap untuk konsolidasi organisasi terutama menggelar rapat anggota luar biasa guna mengamandemen Anggaran Dasar PPRS Indonesia 2022, memilih Ketum, Sekum dan bendahara definitif serta melengkapi organ organisasi yang berkarakter Habatakon dan Hasilahisabunganis.

Langkah berikutnya, membuat bank bata mencakup demografi, geografi, potensi SDA, jenis pekerjaan, dan usia keturunan Raja Silahisabungan. Hingga kini jumlah pomparan Silahisabungan sedunia katanya diperkirakan 2 juta orang.

Roberd Tambunan menambahkan, kedatangan pihaknya dari Jakarta adalah bukti pomparan Raja Tambun mendukung deklarasi PPRS tersebut untuk memajukan seluruh pomparan Silahisabungan ke depan. (R8/f)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru