Sidikalang (SIB)
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi bersama Yayasan AUR Dairi Menenggoi membangun kolam konservasi Ihan Batak di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan.
Pembangunan kolam ditandai dengan peletakan batu pertama, yang dihadiri Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, Ketua TP PKK Romy Mariani Simarmata, Ketua Yayasan AUR Dairi Menenggoi, Dimitry Berutu, Arane Le Anne seorang relawan dari Australia, sejumlah pimpinan OPD, Jumat (29/7) di Desa Paropo 2.
Eddy Keleng Ate Berutu mengatakan, Ihan Batak adalah ikan air tawar yang punya nilai budaya tinggi dari zaman dahulu yang biasa dimanfaatkan orang Batak dalam kegiatan budaya. Kini populasinya sudah semakin sedikit.
Pengembangan tahap awal masih berupa embrio dengan jumlah puluhan yang sudah ditempatkan di sebuah kolam. Ihan akan dikembangkan di tiga kolam, dan pembangunannya dimulai dengan peletakan batu pertama.
Populasi ihan semakin sedikit, tidak salah jika harganya di pasaran sangat tinggi, sehingga budidaya ihan bisa dijadikan sebagai ladang bisnis baru bagi masyarakat.
Harga ihan jauh lebih mahal dibanding ikan tawar yang dibudidayakan di Danau Toba. Sekarang harga ihan per ekor mencapai Rp 150 ribu.[br]
Katanya, pembangunan kolam konservasi ihan Batak merupakan bagian dari Dairi Memanggil yang dilakukan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) dan bekerja sama dengan Yayasan AUR Dairi Menenggoi.
Dimitry Berutu menyampaikan, ada dua hal yang menjadi fokus yaitu mengembangkan ekonomi dengan mengajak turis datang ke Dairi terkhusus ke Silalahi, kemudian menggabungkan agrowisata dan wisata alam, di antaranya konservasi Ihan Batak.
Kemudian, pihaknya, akan mengajak relawan dari negara lain, untuk berbagi kemampuan kepada masyarakat di sekitar Danau Toba secara khusus Silahisabungan.
Sementara itu, Arane Le Anne mengatakan, sudah melakukan kegiatan serupa di berbagai tempat dan berjalan sukses.
Pihaknya, melakukan pengembangan masyarakat, pengembangan bahasa, tanpa menghilangkan integritas budaya dan adat isitiadat. (B3/f)